Senin, 05 Juli 2021

PP Putri Salafiyah Bangil

A. SEJARAH BERDIRI

PPP. Salafiyah yang bertempat di jalan Kauman 274 Bangil Pasuruan ini, didirikan oleh KH. Abdur Rohim Rohani pada tahun 1957 M. Yang mana sebelum akhirnya beliau  mendirikan PPP. Salafiyah tersebut, beliau sowan terlebih dahulu kepada KH. Wahab Hasbullah ,jombang dan KH. Mahrus Ali , Lirboyo-Kediri serta kepada habib Abu bakar Bin Husain As-segaf guna meminta restu untuk pembangunan pondok pesantren ini. Bahkan, beliau juga meminta kepada KH. Mahrus Ali untuk meletakkan batu pertama di lokasi pembangunan tersebut. 

Adapun hal-hal yang melatar belakangi berdirinya PPP Salafiyah berawal dari banyaknya permintaan yang datang dari masyarakat untuk dibuatkan naskah pidato yang akan mereka sampaikan dalam berbagai event islami, seperti maulid nabi Muhammad SAW., isro' mi'roj, dan lain sebagainya.  Dan dengan senang hati beliau membantu mereka semata-mata lii’lai kalimatillah. 

Inilah di antara hal yang mendorong beliau untuk merintis pondok pesantren putri Salafiyah. Pondok pesantren yang nantinya akan diharapkan mampu mencetak generasi muda yang terpelajar serta Semangat dalam membaca kitab dan mereka mampu membuat serta menyampaikan materi dakwah di tengah masyarakat. Demikian yang beliau berikan kepada murid-murid beliau yang membutuhkan jawaban dari setiap pertanyaan yang belum berhasil mereka pecahkan, baik dari kalangan santri beliau sendiri maupun pesantren yang lain. Bahkan beliau berpesan pada santrinya bila ada orang yang ingin bertanya tentang suatu permasalahan sementara beliau masih tidur, Agar mengetuk pintu kamar beliau sampai beliau bangun, serta memberikan solusi dari permasalahan yang Ada. 

BIOGRAFI ROMO KH. ABDURRAHIM ROHANI

Beliau adalah putra pertama dari pasangan bapak Ahmad rohani dengan ibu Hj. Rahmah. Beliau lahir sekitar tahun 1913 M / 1334 H di desa kauman tengah, Bangil, Pasuruan. Dan wafat pada usia 64 tahun, tepatnya pada tahun 1977 M / 1397 H. Meninggalkan istri beliau yang bernama ibu nyai Hj. Umi kultsum serta ke 3 putra putri beliau. 

Di masa muda, beliau menimba ilmu di pesantren Siwalan panji yang pada saat itu dipegang oleh KH. Chozin kemudian beliau melanjutkan perguruan beliau ke PP Tremas, Pacitan pada masa KH. Dimyati. 

Perjuangan beliau untuk menimba ilmu tidaklah mudah, butuh usaha yang keras untuk bisa bertahan dalam rantauan beliau mencari ilmu. Di antaranya adalah beliau memenuhi sendiri semua biaya yang beliau butuhkan dalam mencari ilmu. Sebuah kisah yang mengharukan, ketika bekal beliau mulai menipis, beliau pergi ke kota malang untuk bekerja sebagai penjahit sepatu, mengumpulkan sedikit demi sedikit  hasil cucuran keringat beliau guna sebagai bekal beliau dalam menimba ilmu, jika beberapa bulan kemudian bekal beliau sudah mulai menipis lagi, beliau akan kembali bekerja yang hasilnya akan digunakan sebagai bekal beliau dan begitu seterusnya. Sepulang dari Tremas, beliau menetap di Bangil dan berdakwah di sana. Kendati beliau sudah terhitung sebagai orang alim, beliau tetaplah menjadi pribadi yang sangat rendah hati. 

Tak henti-henti beliau berjuang dengan penuh kesungguhan dalam meningkatkan kualitas PPP Salafiyah ini di antaranya dengan menambah materi-materi pelajaran. Terlebih lagi dalam bidang ilmu alat atau tata bahasa arab (Nahwu, shorof, ilal) dan berusaha untuk memberikan pemahaman yang begitu mendalam sehingga para santri benar-benar menguasainya. 

Adapun diantara upaya beliau untuk menghidupkan syiar ini ialah mengadakan haflah akhir sanah pada setiap akhir tahun yang bertempat di pondok pesantren ini. Beliau mengundang para wali santri dan beberapa masyayikh serta para pengasuh pondok pesantren baik dari dalam maupun luar kota. Kemudian beliau menyuruh santrinya untuk membaca kitab di depan khalayak. Setelah menyimak bacaan kitab dari para santri, para masyayikh merasa kagum dan bahagia atas kemahiran mereka, karena ilmu tersebut jarang dikuasai serta diperdalam oleh wanita, terlebih pada zaman ini. Dalam hal ini beliau membuktikan bahwa wanita juga dapat mengetahui hal-hal sebagaimana tersebut. 

Tak lama kemudian, tibalah saatnya Allah memanggil hadrotus syaikh ke sisinya. Beliau wafat pada tanggal 10 Muharram 1397 H. Meskipun beliau telah menghadap ilahi, hal ini tak lantas menjadikan pesantren ini redup. Karena di samping riyadhoh yang beliau jalani selama ini, ternyata perjuangan dan semangat beliau untuk terus menghidupkan syiar islam dilanjutkan oleh Ust. Khoiron Husain yang tak lain adalah menantu beliau sendiri. 

BIOGRAFI ROMO KH. KHOIRON HUSEIN

KH. Khoiron  Husein lahir di Bangil 18 Agustus 1939 M.  Bertepatan dengan tahun 1357 H.  Sejak masa kanak-kanak beliau gemar belajar agama, membaca sejarah para nabi, biografi ulama dan lain-lain. Di madrasah ibtidaiyah NU (MINU), ustadz Khoiron termasuk siswa yang rajin dan disiplin waktu. Pendidikan dasar itu diselesaikan pada tahun 1954 M. 

Selesai belajar dari MINU Bangil, kyai Husein ayah dari ustadz Khoiron Husein,  menginginkan sang putra belajar di pondok pesantren yang disenanginya saat itu, yaitu pondok pesantren “Bahrul Ulum” Tambak beras, Jombang . Di tambak beras inilah beliau memacu talenta dan berlomba bersama teman-teman beliau untuk mengkaji berbagai ilmu agama seperti tafsir, fiqh dan hadits. 

Salah satu teman seperjuangan beliau, KH. Nur Cholis Musytari mengakui bahwa Ustadz khoiron merupakan salah satu kader syuriah yang berhasil. Dakwah beliau didengarkan oleh kalangan orang tua dan muda, bukan hanya di tanah kelahirannya, namun juga di berbagai pelosok Jawa timur. 

Merasa kurang terhadap ilmu agama, beliau memulai kembali pengembaraan beliau untuk mencari ilmu. Kali ini pondok pesantren yang beliau pilih adalah sebuah pesantren di daerah Bendo, Pare, Kediri, pada masa KH. Chayat. Pada tahun 1959 beliau berkhidmah lagi ke pondok pesantren “Wahdatut Tulab “ Lasem , asuhan KH. Baidhowi. Beliau lebih senang mengistilahkannya dengan “berkhidmah” dari pada pergi mondok, “sebab di situ saya tidak mengaji, saya hanya keluyuran, mencuci pakaian kiai, mengisi kamar mandi, dan pijat-pijat beliau” ungkap beliau. Dan beliau juga lebih suka dipanggil dengan sebutan Ustadz daripada kiai, “Saya belum pantas dipanggil kiai”. Dawuh beliau pada suatu kesempatan. 

Pada hari Sabtu, tanggal 6 September 1968, ustadz Khoiron dinikahkan dengan neng Chilyatun Nisa, putri kedua dari KH. Abdur Rohim Rohani ,di antara Gus Harisun sebagai putra pertama dan neng Istiqomah sebagai putri terakhir. Dengan pernikahan ini, ustadz Khoiron semakin dekat dengan kiai Abdur Rohim Rohani serta lebih banyak mencurahkan ide-ide beliau kepada sang mertua mengenai pengembangan pesantren. 

Tahun 1971, beliau ditakdirkan oleh Allah untuk menunaikan ibadah haji untuk pertama kalinya. Di makkah, beliau tidak semata-mata hanya menunaikan ibadah haji, namun digunakan pula untuk mengaji pada syekh asal padang yang bernama syekh Yasin Isa Al-fadangi. Di sinilah beliau mengkaji kitab “Assaanid Al-kutub Alhaditsiyah Assab’ah “, yaitu kitab yang membahas tentang hadits-hadits shohih tujuh Imam serta beliau mengkaji kitab Muwattho' karya Imam Malik. 

Sebenarnya pada tahun 1987,beliau ingin  berangkat menunaikan haji lagi bersama kedua orang putranya, istri, serta ibu nyai Abdur Rohim, mertua beliau. Namun Allah menghendaki lain. Beliau dipanggil oleh Allah SWT. Dalam usia 48 tahun. Allahu yarhamhu,  bertepatan pada hari Selasa tanggal 29 Desember 1987, pada saat itulah beliau dimakamkan. Dan bukan hanya seribu dua ratus santri serta keluarga beliau saja yang merasa berat akan kepergian beliau, melainkan hal ini pula dirasakan oleh lebih dari seribu pelayat yang ikut berduka cita sedalam-dalamnya. 

Ditulis oleh Miladiatul Islamia Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.

Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag 

0 komentar:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.