A. Cikal bakal darul ittihad ( AL IKHWAN)
Sejalan dengan perkembangan intelektual keagamaan umat manusia, pada umumnya dan merujuk pada sejarah rasulullah di dalam dakwah beliau, dimana masjid merupakan pusat penyebaran dakwah dan segala aktivitas keagamaan dan perintah. Maka timbul pemikiran dari salah seorang sesepuh di daerah campor kampong batu nugguk untuk menyatukan misi beliau, adalah abdul kasim (KH. Zainal Abidin ) yang mendirikan masjid pertama di kampong ini dengan nama “Al – Ikhwan”.
Setelah beliau wafat maka pengurusan ini dilanjutkan oleh putranya yang bernama Sarbidin ( KH. Moh. Anwar). Dari masa ke masa, kecintaan umat islam terhadap masjid ini semakin berkembang, sehingga kepengurusan masjid berat dan tidak mungkin bias di pikul oleh satu orang saja. Maka timbul pemikiran dari KH. Zainal Abidin untuk mengambil menantu seorang yang alim dan mampu membantu dalam segala kebutuhan masjid mulai dari khotib, imam dll. Maka jatuhlah pilihan tersebut kepada seorang yang bernama Sirran(KH. Abdullah) yang berkediaman di pinggiran sungai patemmun
B.Sejarah berdirinya Madrasah darul ittihad
Melihat situasi pada saat itu dimana kebutuhan pendidikan dasar bagi anak – anak tidak cukup dari masjid saja, maka di butuhkan sebuah sarana lain yang bias mendukung pendidikan anak tersebut, sehingga timbul inisiatif dari tiga serangkai yang berusaha untuk mendirikan pendidikan dasar. Yaitu yang berupa madrasah ibtidaiyah pada tahun 1973, mereka bertiga yaitu
KH. Rofi’ie (putra KH. Abdullah )
H zahri
KH. Hasan ahmad
Bersama – sama bahu membahu mendirikan madrasah ibtidaiyah pada saat itu juga dengan nama “ Al- Ittihad “ yang berlokasi di pinggir sungai, jauh dari jalan raya.
Tidak lama dari itu, putra KH. Rofi’ie Abdullah baru menyelesaikan pendidikannya di pondok al – amien prenduan yaitu KH. Irham Rofi’ie diberi amanah oleh pengasuh pond – pest Al- amien yaitu KH. Idris jauhari untuk mendirikan pesantren.
Atas dasar amanah dan tekad yang bulat, maka para sesepuh merespown amanah ini dengan positif. Sehingga didirikanlah pesantren dengan nama “ DARUL ITTIHAD” pada tahun 1986 yang di asuh oleh KH. Rofi’e Abdullah dan KH. Irham Rofi’ie sebagai direkturnya. Sedangkan para sesepuh terdiri dari :
KH. Rofi’e Abdullah
KH. Irham Rofi’ie
KH. Hasan Ahmad.
Dn santri pertamanya adalah Syafi’I, Rosyad, Amir Faishal, Ambari dan Amid Dumman
Mereka inilah santri yang mondok pertama kali. Tidak cukup dan kurang sempurna rasanya kalau haya santri putra saja. Maka, atas dukungan masyarakat campor dan sekitarnya, serta didorong oleh cita – cita yang tinggi untuk mencetak ummahat yang mtafaqqihah fid din, didirikanlah pondok putrid pada tahun 1988. Dengan hanya dua orang santri wati sebagai cikal bakalnya. Mereka adalah Rohmah dan Nikmah
Pondok putri di asuh oleh Ny. Mukhlishah (istri KH. Irham rofi’ie).
Pondok pesantren Darul ittihad menganut system pondok modern ( Kholaf) dan program sehari – harinya memakai bahasa arab dan bahasa inggris seperti al-amien dan gontor
Ditulis oleh Haliturrohman Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.
Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag
0 komentar:
Posting Komentar