Senin, 05 Juli 2021

Pondok Pesantren Putri An-Nawawiyah Pakong Modung

A. SEJARAH Berdiri PPPA

Pada waktu silam, dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang beriman dan Bertaqwa mengejar ketinggalan masyarakat dibidang pendidikan untuk Meningkatkan program belajar serta lembaga pendidikan pesantren yang diakui masyarakat maupun pemerintah. Dengan menindak lanjut, maka tahun 1960M bertempat di desa Pakong, berdirilah lembaga pendidikan yang diberi nama An–Nawawiyah yang didirikan oleh KH. Nawawi Sholeh diatas areal Tanah seluas 226m. Untuk sampai pada lokası Pesantren bisa ditempuh dengan menggunakan mobil, sepeda, bus dan sebagainya.

Berdirinya Pondok Pesantren An-Nawawiyah Pakong Modung Bangkalan Untuk mengembangkan dan menyebar luaskan agama islam, berusaha untuk merubah situasi masyarakat Pakong dan sekitarnya dari kemaksiatan menuju jalan kebenaran yang sesuai dengan syariat islam serta berusaha menjadikan santri yang berpendidikan Islam.

Pondok Pesantren An – Nawawiyah sama seperti Pondok Pesantren yang lainnya, yaitu Pesantren An – Nawawivah Pakong Modung Bangkalan Pada mulanya menggunakan sistem tradisional dikarenakan masıh kurangnya tenaga-tenaga pengajar, dalam bidang pendidikan serta kurangnya sarana dan prasarana pendidikan Pondok Pesantren An-Nawawiyah pakong modung bangkalan, didalam pendidikan tradisional Pengajarannya di bagi menjadi dua tingkatan, yaitu madrasah Wustho dan Ulya.

Pada tahun 1972 M, maka didirikan madrasah salafiyah untuk Mengimbangi adanya pendidikan tradisonal dengan sistem formal. Pada Awal berdirinya madrasah salafiyah putri mendapat tantangan dari Masyarakat yang kurang memahami titik persoalan berdirinya madrasah Putri secara positif, namun hal tersebut tidak menjadikan penghalang bagi Madrasah salafiyah putri untuk berjalan terus. Sejak tahun 1972 M pondok pesantren An-nawawiyah Pakong Modung Bangkalan serta madrasah salafiyahnya semakin bertambah maju dengan menata berbagai hal yang berkaitan dengan kelancaran pondok Pesantren akan tetap sebagai pengembangan para santri dengan berbagai kegiatan sehingga santri bisa bermanfaat bagi nusa dan bangsa.

Seiring dengan perkembangan perabahan dan tuntutan Masyarakat perlu adanya yang lebih sesuai dengan dengan perkembangan Zaman. Maka bentuk madrasah salafiyah dirubah menjadi madrasah modern “MI Darussalam, MTs Darussalam dan MA Darussalam”, sebelumnya hanya memberikan materi agama saja, mulai menyesuaikan dengan memasukkan pelajaran (Materi Ajar) Umum. Hal tersebut di maksudkan agar para santri tidak ketinggalan dibandingkan dengan para alumni dari Sekolah umum Sehingga tidak canggung lagi apabila mereka sudah pulang ke masyarakat yang maju.

Sistem pendidikan tradisional Pondok pesantren An-nawawiyah Pakong Modung Bangkalan adalah mempunyai ciri khusus didalam sistem Pendidikan nya dan kurikulumnya yang harus dipertahankan dan dipelihara Dengan baik agar Pondok pesantren An-nawawiyah Pakong Modung Bangkalan tetap eksis dalam mempertahankan kesalafannya. Didalam Pesantren tradisonal kitab kuning inilah yang menjadi kurikulum hal demikian di Pondok pesantren putri An-nawawiyah dalam aktivitas pengajarannya disamping menggunakan sistem klasikal dan keseluruhannya materi Pelajarannya adalah kitab-kitab kuning atau yang berkaitan erat dengannya.

Pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 2000 pendidikan tradisonal Pesantren ditetapkan kembali berupa madrasah diniyah “Miftahul Ulum untuk mengimbangi adanya pendidikan yang telah diformalkan. Adapun  struktur organisasi Pondok pesantren An-nawawiyah Pakong Modung  Bangkalan terdiri dari pengasuh yang membawahi secara langsung Ketua  umum. Ketua umum bertugas membawahi pengurus harian secara langsung dan pengurus harian ini bertugas melaksanakan kebijaksaan yang digariskan oleh pengasuh dan ketua umumnya tentang pengelolaan Pondok  baik masalah pendidikan maupun lainnya.

Seiring berkembangnya zaman, pengasuh diwarisi kepada keluarga yang  lainnya Perubahan pada kepengurusan setiap tahunnya dan pengasuh terganti setelah beliau wafat dari generasi kegenerasi lainnya.


Dibawah ini adalah penerus kepengurusan pengasuh Pondok Pesantren Putri An- Nawawiyah : 

Pengasuh Pertama : KH. Nawawi Sholeh 

Pengasuh Ke-2 Putranya : KH. Bahar Nawawi

Pengasuh Ke-3 Adiknya : Ny. Hj. Rahmah Nawawi

Pengasuh Ke-4 Putrinya : Ny. Hj. Timah 

Pengasuh Ke-5 Putrinya : Ny. Hj. Tsuaibah

Pengasuh Ke-6 Adiknya : Ny. Hj. Maimunah

Personalia pengurus dipilih satu tahun sekali. Melalui rapat tahunan oleh Pengasiuh dan pengurus, pengurus tersebat terdiri dari ketua umum.

Lembaga Pondok pesantren Putri An-nawawrah Pakong Modung Bangkalan, terletak di pegunungan sebelah timur kota Bangkalan kurang lebih 27 km tepatnya di jalan Hidayat 409 Pakong Modung Bangkalan, yang memiliki tanah seluas 226 m. Adapun batas-batasnya yaitu Sebelah Utara Desa Pakaan, Sebelah Selatan Desa Gelisgis, Sebelah Timur Desa Seccang, Sebelah Barat Desa Alas kokon. 

Dari data lokasi tersebut dapat diketahui bahwa lembaga Pondok Pesantren An-nawawiyah cukup strategis dan potensial untuk mengembangkan pendidikan karena jauh dari keramaian kota dapat ditempuh dari berbagai jurusan, dan dari  jalan raya hanya berjarak 200 m (bisa berjalan kaki, sepeda motor, dan mobil) Dari arah barat ( kota Bangkalan) 24 km, lalu turun di desa Pakaan daya tepatnya dijalan simpang tiga seddeng ke selatan 3, dari arah timur  (Blega) 20 km, lalu turun desa Pakaan daya, dan arah selatan (Kwanyar ) 18 km.  Lalu turun depan rumah Kepala desa Pakong tepatnya di jalan Hidayat 409  Pakong Modung Bnagkalan Ke barat 200 m. 

Berdirinya PPPA memiliki visi misi dan tujuan pondok pesantren putri An- Nawawiyah 

 Visi : Tebentuknya muslimah yang beriman, bertaqwa, berakhlak al- Karimah, berilmu, berwawasan luas, cakap, terampil, mandiri, kreatif, bertanggung jawab kemasyarakatan serta berguna bagi agama, bangsa dan negara 

 Misi : Penanaman keimanan, ketaqwaan kepada Allah dan pembinaan akhlak al-karimah, pendidikan keilmuan dan pengamalan, pengembangan bakat dan  minat, pembinaan keterampilan dan keahlian, pengembangan kewirausalaan  dan kemandirian, dan penanaman tanggung jawab kemasyarakatan dan  kebangsaan. 

 Adapun tujuannya yaitu :

1) Untuk memberikan bekal kemampuan, pengetahuan, keterampilan dasar yang bermanfaat bagi santri. 

2) Memberikan bekal pengetahuan ilmu agama yang sesuai tingkat Perkembangannya untuk mewujudkan tingkah laku yang baik. 

3) Memberikan bekal dan persiapan kepada santri untuk melanjutkan Pendidikan kepada jenjang yang lebih tinggi. 

Kondisi obyektif Pondok Pesantren Putri An-Nawawiyah Pakong Modung Bangkalan Keadaan sarana dan pra-srana Sekertariat pondok pesantren An- nawawiyah Pakong Modung Bangkalan pada tahun 2001 agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, yakni dengan menggunakan  sarana yang ada perlu diutamakan baik yang berkaitan langsung dengan sehari-hari maupun yang tidak langsung.

B. BIOGRAFI KH. BAHAR NAWAWI (Pengasuh)

KH. Bahar Nawawi adalah pengasuh PPPA, beliau adalah orang yang ramah terhadap siapapun beliau juga digemari oleh semua masyarakat Pakong dan beliau juga merupakan Ulama Salaf. 

Beliau di tunangkan oleh KH. Nawawi sepupunya Nyai Hj Habibah Binti KH. Besuni berkeluarga Nyai Hj Habibah Binti KH. Besuni ibu dari Syaih Hasan yang menetap di mekkah al mukarromah dan Nyai Hj Habibah istri dari KH. Bahar Nawawi setelah memuja dan memuji anak bareb atau anak  pertamanya yang sangat di sayangi melebihi segalanya pitar periang ya  ialah mengapa KH. Bahar Nawawi sangat perhatian penuh kepada Abdul Hadi harta karun satu-satuya karena ia di tinggal mati oleh sang ibunda  tersanyang nya itu Nyai Hj. Habibah semenjak umur 3 tahun itulah KH. Bahar Nawawi tidak memiliki gairah lagi hanya secercah harapan anak kecil mungilnya ialah yang membawa kekuatan dhohir dan batin. Ada yang mengatakan setelah umur 6 tahun Abdul Hadi anak mungilnya diambil  alih pengasuan dibawa bibiknya Nyai Hj. Hamidah/ suami dari Nyai Miduk ibu dari Syaih Hasan.  

Suami dari Nyai Hj. Hamidah Syaih Mustofa Anggel giri gerarah Mekah akhirnya KH. Bahar Nawawi kawin lagi dari Juru Ladennya Hj.  Nyai Zaimah/Hj. Ammun atau futuan. Dan dikaruniah si jantung hati nama  M. Sholeh kecilnya, terhiburlah KH. Bahar Nawawi dengan kehadiran anak keduanya ini tapi KH. Bahar tidak tinggal di Pakong melainkan di Sampang bertahun-tahun. Maka diambil alih pengasuh PPPA oleh KH. Abdullah Nawawi beliaulah yang mengatur segala hal struktur kepengurusan PPPA disaat itu.

Karena sistem amburadul bulan demi bulan tahun demi tahun tak kunjung pulang KH. Bahar setelah sepakat untuk berembuk para saudara durriah kubro yang di hadiri KH. Abdulloh Nawawi, KH. Mustofa Nawawi, KH. Zubair Nawawi, KH. Abdul Khoher  Sarkowi KH, Abdul Aziz Sarkowi, dan KH. Soleh Imam bahwa sepakat KH. Bahar harus pulang ke pakong dan mengambil alih kembali kepengasuhan PPPA. Hari demi hari Minggu demi minggu bulan demi  bulan tak kunjung datang pula istri beliau, maka para durriah para ulama sepakat mengawinkan dengan Nyai Rahmah Binti Ahmad Masaran.

Ditulis oleh Norhalimah Mahasiswi STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.

Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag

0 komentar:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.