Kamis, 15 Juli 2021
Jumat, 09 Juli 2021
SEJARAH PONDOK PESANTERN NURUL KAROMAH
Nurul karomah adalah salah satu Pondok pesantren yang diasuh oleh KH. Abd. Fatah Afaq. Bangunannya terletak strategis karna tepat di sebelah utara jalan raya paterongan kecamatan galis kabupaten bangkalan madura.
Usia KH. Abd. Fattah Ahmad Faqih baru genap tiga puluh tahun saat almarhum sang ayah bermimpi di awal dekade 1990-an silam itu. Isyarah mimpi tersebut juga sekaligus merupakan awal mula atau cikal-bakal berdirinya Ponpes Nurul Karomah. Saat itu, Kiai Fattah sendiri baru saja selesai mondok di Ponpes Sidogiri, Pasuruan. Awalnya saya tinggal di desa Tanah Merah Laok, Kecamatan Tanah Merah. Nah, sepulang mondok itu saya diberi kepercayaan untuk tinggal di Desa Paterrongan. Karena ayah saya mendapatkan petunjuk dari Istiharah-nya agar saya tinggal dan mendirikan pesantren di sini ini, kata sang kiai kelahiran Bangkalan, 31 Maret 1961 silam itu mengawali ceritanya.
Tak menunda-nunda, usai mendapat petunjuk seperti itu, Kiai Fattah langsung segera pindah dan menempati sebuah rumah sederhana di Desa Paterrongan. Di sana, apa yang dititahkan sang ayah dia sampaikan kepada penduduk setempat di tempat tinggal barunya. Gayung bersambut. Penduduk desa tak hanya tertarik akan kisah mimpi itu, namun juga sekaligus dengan sukarela turut serta membangun ponpes. Mereka menganggap petunjuk yang disampaikan oleh ayah Kiai Fattah merupakan petunjuk dari Allah SWT yang harus direalisasikan.
Benar-benar di luar dugaan. Ternyata masyarakat mendukung penuh. Mereka ingin di sekitar mereka di bangun pesantren. Selain tempat belajar anak-anak, mereka juga berharap ponpes bisa memberi pengetahuan berguna sebagai bekal hidup generasi penerus mereka kelak, kata Kiai Fattah.
Kiai Fattah mengawali pembangunan ponpes dengan mencari dan sekaligus menentukan lokasinya. Lokasi itu di tepi jalan sekitar satu kilometer dari pasar tradisional Galis. Apa yang dilakukan sang kiai membuat keinginan warga untuk membantu semakin tinggi. Tanpa ada pembicaraan sebelumnya, warga sudah menyiapkan material untuk membangun ponpes. Maka, pada hari yang sudah ditentukan, pembangunan ponpes dimulai. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur. Bayangkan, ponpes itu bisa berdiri atau dibangun hanya dalam waktu sehari saja. Di luar yang saya duga, warga ternyata telah merancang kebutuhan untuk pembangunan ponpes di rumah mereka masing-masing. Jadi, saat dibangun, semua material yang dibutuhkan sudah ada, terang alumni pesantren di Timur Tengah itu.
Secara resmi, menurut penurutan Kiai Fatah, Ponpes Nurul Karomah dibangun pada tahun 1991. Kala itu santri pertama yang masuk berjumlah satu orang. Namun, semakin hari jumlahnya terus bertambah. Bahkan, santri yang mondok di pesantren ini bukan hanya berasal dari sekitar Desa Paterrongan. Mereka juga berasal dari desa lain yang jaraknya puluhan kilometer dari pesantren.
Pada awalnya santri hanya berasal desa Paterrongan saja. Tapi, setelah beberapa lama, banyak yang datang dari desa lain untuk mondok di sini. Dan kebanyakan orang tua mereka itu merantau di luar pulau, terangnya.
Ponpes Nurul Karomah kini banyak dikenal masyarakat Bangkalan. Selain jumlah santrinya cukup banyak, pesantren ini berdiri di tepi jalan utama.
Kini, jumlah santri yang menetap di Pones Nurul Karomah sudah lebih empat ratusan. Para santri itu tidak hanya menuntut ilmu sebagaimana pesantren salaf pada umumnya. Karena Nurul Karomah tidak alergi pada pengetahuan umum, para santri juga menuntut ilmu umum di sekolah formal Islam yang juga berdiri di komplek ponpes.
Ya, di sini juga ada sekolah formal. Santri-santri belajar di sekolah mulai pukul 07.15 sampai 12.45. Setelah itu, mereka kembali ke ponpes untuk belajar kitab, jelas Kiai Fattah.
Meski begitu, sebelum berangkat ke sekolah, para santri diwajibkan mempelajari kitab. Rutinitas itu dilakukan usai sholat subuh hingga pukul 06.15. Hal yang sama dilakukan santri setelah menempuh pendidikan formal di sekolah hingga usai sholat Isya. Saya kira itu aktivitas serupa di hampir semua ponpes semi salaf, tegasnya.
Sedangkan untuk aktivitas spiritual yang bertujuan memerkuat ketakwaan dan keimanan para santri, menurut Kiai Fattah, Nurul Karomah mewajibkan para santri bangun tengah malam. Mereka diharuskan salat malam bersama. Dan di waktu itu juga mereka mempelajari makna kitab yang ditekankan pada nahwu dan shorrof. Kami menggunakan bahasa Jawa untuk memaknai tulisan Arab pada kitab yang dipelajari. Lalu diartikan dalam bahasa Indonesia. Itu seperti yang dilakukan para wali jaman dulu. Sehingga bisa lebih mudah dipahami, imbuhnya.
Disamping aktivitas spiritual dan pembelajaran, Kiai Fattah juga mendorong para santri Nurul Karomah menguasai bahasa asing dan keterampilan teknologi. Seperti misalnya pelatihan dan les bahasa Inggris dan Arab, serta pendidikan komputer untuk semua santri.
Ditulis oleh Ikmanul Hakimah Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.
Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag
A. SEJARAH BERDIRI
Pondok Pesantren Nurul Amanah yang sampai saat ini trus berkembang didirikan oleh Drs. KH. M.Jazuli Nur, Lc dan Nyai Hj. Siti Ma’rifah Makky pada tanggal 19 Juli 1994 dan di resmikan pada tanggal 7 Juni 1996 pondok pesantren nurul amanah. beralamat di Jl. Raya tragah desa basanah kabupaten bangkalan madura jawa timur. di bawah akta Notaris M. Chotib Nusron SH.No. : 04 tanggal 19 Juli 1994di Bangkalan Madura Jawa Timur.Sebagai langkah awal di bangunlah MTS Nurul Amanah pada tahun 1994 di atas tanah wakof dari ustad hasan basri desa basanah seluas 600 M persegi yang kemudian di kembangkan oleh H. Muhammad Nur yang menjadi 4700 M Persegi.
Peletakan batu pertama MTS Nurul Amanah di letakkan oleh KH. Maksum Ahmad Tanggulangin Sidoarjo dan diresmikan oleh KH. Anwar Nur pengasuh pondok pesantren Annuroniah Al choliliyah demangan timur.Pada tanggal 7 juni 1996 pada tahun yang samalah di bangun rumah pengasuh, musholah dan pondok putri KH. Muhammad Nur Ayah dari Drs. KH. M.Jazuli Nur, Lc adalah perintis dan penyandang dana kical bakal berdirinya pondok pesantren dan lembaga pendidikan Nurul Amanah.Ibu beliu Nyai Hj. zulaihoh satu garis keturunan dengan KH. Makky Sarbdiini dari garis keturunan Bani Asyir desa kampek kabupaten bangkalan dimana kakek dari KH. Makky Sarbini, KH. Abdullah Asyir menantu KH. Abdul Azizi Bin KH. Abdul Qodhir,Pengasuh generasi kedua pondok pesantren Roudatul Mutaalimin Al Aziziyah Sebenih kabupten Bangkalan,adalah saudara kandung dari ibu Nyai Hj. Zulaihoh Azi' yang menurukan kepada Nyai Hj. zulaihoh ibu dari Drs. KH. M.Jazuli Nur,
Drs. KH.M.Jazuli Nur, Lc menantu dari KH. Makky Sarbini yang mulai kecil di asuh dan dibesarkan oleh beliu di pondok pesantren Asshomadiyah kabupaten Bangkalan. Setelah menimba ilmu di hadapan hadrotussyah KH. Makky Sarbini. Kemudian melanjudkan studinya ke pondok pesantren tebuireng jombang, lalu melanjudkan studinya ke Al Azhar University cairo mesir pada tahun 1981 lah kembali ketanah Air dan mempersunting putri dari KH. Makky Sarbini yang bernama Nyai Hj. Siti Ma’rifah Makki.
Setelah menikah beliu kembali lagi kemesir untuk menyelesaikan studinya dan setelah kembali ketanah air beliu mengabdikan dirinya di pondok pesantren Asshomadiyah burnih kabupaten Bangkalan pondok pesantren mertuanya,
Sampai akhirnya hijrah mendirikan pondok pesantren nurul amanah di basanah tanah merah Bangkalan Madura Jawa Timur, pada saat itu putra putri beliu mash sangat kecil putri tertua masih SD dan putri ke dua masih TK dan yang terakhir masih balita.
Bahkan putra tertua beliu agus Abdus Shomad Nur masih menimba ilmunya di pondok pesantren langitan tuban dan kemudian melanjudkan kuliah di IAN Sunan Ampel Surabaya yang tinggal di kediaman KH. Muhammad Nur,
B. TUJUAN
1.Meningkatkan pemahaman, dan pengamalan ajaran Islam.
2.Menunjang suksesnya pembangunan nasional khususunya dibidang pendididkan agama Islam, pengajaran dan kesejahteraan sosial.
3.Membina kader bangsa agar berahlakul karimah, berbudi luhur, berkwalitas, berilmu, beriman dan bertaqwa.
C. PERKEMBANGAN
Periode Rintisan ( 1994 – 1997)
Pembangunan Pondok Pesantren Nurul Amanah Menyadari bahwa tanah waqaf seluas 600 m2 belum memadai untuk dibangun di atasnya sebuah lembaga pendidikan yang representatif maka sebagai langkah awal Pondok Pesantren melakukan pembebasan tanah seluas 4.196 m2 untuk dibangun proyek rintisan antara lain :
1. Pembangunan Gedung Madrasah
2. Pembangunan Pondok Putra dan Pondok Putri
3. Pembangunan Musholla Putra dan Putri
4. Rumah Pengasuh
5. Kamar Mandi / WC
Maka dengan ridlo Allah SWT. dan dukungan dari semua pihak pada tahun 1996 Yayasan telah dapat mendirikan Pondok Pesantren Nurul Amanah dengan unit pendidikan sbb :
1. Pondok Pesantren
2. Madrasah Diniyah Awwaliyah / MI
3. Madrasah Tsanawiyah / MTs.
4. SMP Nurul Amanah
5. SMK Nurul Amanah
6. SMAI Nurul Amanah
Program Pembangunan Tahap I ( 1998- 2003)
Pembangunan Asrama Pondok Pesantren Nurul Amanah Dalam periode ini dilakukan pemembebaskan tanah disekitar Pondok Pesantren Nurul Amanah seluas 20.458 m2 . dengan demikian luas lokasi Pondok Pesantren telah berkembang menjadi 25.254 m2.
Adapun pembangunan sarana pisik pada tahapan ini di prioritaskan antara lain pada :
1. Pembangunan Masjid.
2. Pembangunan Asrama Guru.
3. Pembangunan Asrama Putra
4. Pembangunan Asrama Putri
5. Pembangunan Gedung Perpustakaan
6. Pembangunan Gedung SMAI.
Proyek- proyek pembangunan tersebut seluruhnya telah selesai dibangun sesuai dengan target waktu yang ditetapkan, kecuali pembangunan gedung SMAI yang diharapkan selesai pada akhir tahun 2002 ternyata hanya bisa menyelesaikan satu lantai saja.
Dalam melaksanakan progam pembangunan jangka panjang, Yayasan telah membuat master plan sebagai acuan dalam melaksanakan tahapan-tahapan pembangunan sesuai dengan skala prioritas dan kemampuan .
Program Pembangunan Tahap II ( 2004 – 2008 )
Gedung Sekolah Diniyah Nurul Amanah
Program Pembangunan Pondok Pesantren Nurul Amanah Tahap II, telah dapat membebaskan tanah seluas 6129 m 2 di depan Pondok dan tanah seluas 5054 m 2 dibelakang pondok.
Dengan demikian lokasi Pondok Pesantren Nurul Amanah mencapai 36.437m 2 .
Adapun Pembangunan Fisik dalam tahap II antara lain :
1. Pembangunan Unit Sekolah Baru SLTP Nurul Amanah
2. Pembangunan Lantai II Gedung SMUI
3. Pembangunan Asrama Pondok Putri 46 X34 m 2
4. Pembangunan Lantai II Gedung SMK
Program Pembangunan Tahap III ( 2009 – 2013 )
Gedung MTs Nurul Amanah
Program Pembangunan Pondok Pesantren Nurul Amanah Tahap III, telah dapat membangun bangunan Fisik antara lain :
1. Pembangunan Laboratorium IPA SMA Nurul Amanah
2. Pembangunan Laboratorium Komputer MTs. Nurul Amanah
Program Pembangunan Tahap IV ( 2013 – 2020 )
Pondok Pesantren Nurul Amanah Desa Basanah Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Bangkalan Madura.
Program Pembangunan Pondok Pesantren Nurul Amanah Tahap IV, telah dapat membangun bangunan Fisik antara lain :
1. Pembangunan Lab SMAI
2. Pembangunan Lantai 3 SMK
3. Pembangunan Rusunawa
4. Pebangunan Aula SMAI
5. Pembangunan Lap SMK
6. Pembangunan Kantor Pengurus Pondok Pesantren
7. Pembangunan Asrama Tahfid
8. Pembangunan kapontren
9. Pebangunan BLK (Balai Latihan Kerja)
D. PROGRAM PONDOK PESANTREN
Dalam mewujudkan tujuan dan misinya, Pondok Pesantren Nurul Amanah menetapkan lima program dasar antara lain :
1. Program Pendidikan dan Pengajaran
2. Program Dakwah Islamiyah
3. Program Pembinaan Masyarakat
4. Program Pembinaan Kader dan Alumni
5. Program Sarana dan Dana
1. Program Pendidikan dan Pengajaran
Sistem Pendidikan dan Pengajaran dibawah Yayasan di kelompokkan atas tiga jenis, yaitu:
1. Madrasah atau Sekolah yang berafiliasi pada Depag atau Depdiknas, yaitu :
Madrasah Tsanawiyah ( MTs. Nura)
Madrasah Aliyah ( MA . Nura)
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ( SLTP. Nura)
Sekolah Menengah Umum ( SMAI. Nura)
Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK. Nura)
2. Madrasah atau Sekolah yang berciri kepesantrenan dan keagamaan yaitu :
Taman Pendidikan Al qur’an (TPQ. Nura)
Madrasah Diniyah Awwaliyah (MDA..Nura)
Madrasah Diniyah Wustho ( MDW. Nura)
3. Pengajian Sorogan dan Kursus –kursus
Kursus Komputer
Pengajian sorogan kitab kuning
Kursus Bahasa Arab dan Inggris ( Markazul Lugoh)
Keterampilan dan penyaluran bakat
Mudzakaroh dan study club
2.Program Dakwah Islamiyah.
a. Misi dakwah dengan metode penyampaian lewat media cetak dan penerbitan
b. Misi dakwah dengan metode pengajian umum dan pembinaaan
secara pribadi. ( individual ).
3.Program Pengabdian Masyarakat
1. Pelayanan Kesehatan ( PKS )
2. Bantuan Pemberdayaan Umat ( BPU )
3. Santunan anak yatim, anak terlantar, kaum dluafa’ dan faqir miskin ( SA2FM )
4. Pemberian Bea siswa prestasi dan keluarga tidak mampu .
4.Program pembinaan kader dan alumni
Pembinaan kaderisasi Pesantren dan alumni Pesantren yang mempunyai makna yang amat penting dalam memelihara estafet Yayasan Nurul Amanah Al Makky dan kepemimpinan bangsa. Dan perjuangan para ulama’ Untuk itu Yayasan membentuk Biro Pembinaan Kader dan Alumni yang khusus memprogram hal- hal yang berkenaan dengan kaderisasi.
5. Program Sarana dan Dana
Program ini dirancang untuk mengatur manajemen pengelolaan unit-unit dibawah Pondok Pesantren Yayasan khususnya yang berkaitan dengan pengadaan dan pemeliharaan sarana atau prasarana serta upaya pendanaan . Untuk itu dibentuklah beberapa lembaga penunjang , antara lain :
Bagian Administrasi dan ketatausahaaan . ( TU)
1. Koperasi Pondok Pesantren. (KOPONTREN )
2. Badan Usaha Non Koperasi (BUNK ) dikelolah dalam bentuk kemitraan oleh donatur penyandang dana yang terhormat Bpk. HM. Nur sekeluarga
3. Bagian Pengadaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana fisik (P2SF )
4. Bagian Pemeliharaan dan Perluasan Tanah Waqaf ( BP2TW ).
Ditulis oleh Toiriyah Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.
Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag
SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN MAMBAUL ULUM BATA BATA PAMEKASAN
A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata Bata
Pondok pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata didirikan oleh RKH .Abd Majid yang tak lain merupakan putra RKH. Abd Hamid bin RKH Itsbat, Banyuanyar pada tahun 1943 M / 1363 H. Kepemimpinan RKH Abd Majid berlangsung selama 14 tahun terhitung sejak tahun 1943 M hingga 1957 M. Pada masa kepemimpinan beliau pembelajaran di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata bersifat pengajian kitab dengan sistem sorogan. Pada saat itu belum berdiri pendidikan formal dengan jumlah santri mencapai 700 santri. Beliau Wafat pada tanggal 6 Syawal 1364 H/ 1957 M.
Setelah wafatnya RKH Abd Majid, Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata mengalami kekosongan kepemimpinan selama dua tahun (1957–1959 M). Hal ini disebabkan karena putra beliau, RKH Abd Qadir masih belajar di Mekah. Sedangkan menantunya, RKH Ahmad Mahfudz Zayyadi (Ayah RKH Abd Hamid, Pengasuh keempat) sudah menetap di Pondok Pesantren Nurul Abror, Alasbuluh, Wongsorejo, Banyuwangi. Bahkan, kekosongan yang cukup lama ini menyebabkan lokasi pesantren banyak ditumbuhi rumput hingga setinggi lutut. Untuk mengisi kekosongan itu, RKH Abd. Hamid Bakir (Putera RKH Abd Majid, pengasuh PP Banyuanyar) pulang-pergi Banyuanyar-Bata-Bata untuk memberikan pembinaan pada dua pesantren sekaligus.
Tepat pada tahun 1959 M, RKH Abd Qadir pulang dari Mekkah untuk melanjutkan kepemimpinan di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata. Akan tetapi kepemimipinan beliau tidak berlangsung lama karena pada tahun yang sama, tepatnya pada tangga l5 Agustus 1959 beliau berpulang ke rahmatullah. Hal ini menyebabkan kekosongan kepemimpinan yang kedua kalinya bagi Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata.
Kemudian, untuk melanjutkan kepemimpinan pesantren, keluarga besar pesantren meminta kesediaan RKH. Ahmad Mahfudz Zayyadi yang selama 12 tahun bermukim di Pondok Pesantren Nurul Abror Banyuwangi untuk pulang ke Bata-Bata dan bersedia menjadi pengasuh. Akhirnya, beliau berkenan untuk memimpin Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata. Kepemimpinan RKH. Ahmad Mahfudz Zayyadi berlangsung selama +26 tahun (1959-1986 M). Beliau wafat pada hari Rabu tanggal 12 Ramadlan 1407 H/1986 M.
Akhirnya sejak 1987 hingga sekarang kepemimpinan Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata dilanjutkan oleh RKH. Abd. Hamid Ahmad Mahfudz Zayyadi. Sebelum menjadi pengasuh, beliau menimba ilmu di Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan selama 7 tahun dan melanjutkan ke Mekkah selama 12 tahun dibawah asuhan para ulama besar diantaranya: Sayyid Muhammad Amin Kuthbi, Sayyid Alawi al-Maliki, Sayyid Muhammad Hasan al-Yamani, Sayyid Hasan al-Masysyath, Syeikh Yasin bin Isa al-Padangi, Syeikh Abdullah al-Lahji dan Syeikh Ismail bin Zain al-Yamani serta Syeikh Abdul Hamid al-Kaf..
B. Lahirnya Lembaga Pendidikan Formal
Selama kepemimpinan RKH. Ahmad Mahfudz Zayyadi, Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata mengalami perkembangan cukup pesat, utamanya dalam pola pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dengan sistem klasikal (kelas). Pada Tahun 1959 M, beliau mendirikan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Namun, pada mulanya pendidikan formal yang didirikan di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata adalah sejenis lembaga pendidikan yang mengkhususkan kegiatan belajar mengajarnya pada pembelajaran diniyah hingga akhirnya dikenal dengan Madrasah B.
Mengingat perkembangan zaman yang semakin maju, para pengelola lembaga yang tercatat sebagai lembaga formal mengusahakan akan formalisasi MI Mambaul Ulum Bata-Bata. Usaha itupun berhasil dengan dikeluarkannya surat edaran keputusan Direktorat Jendral Pendidikan Kelembagaan Agama Islam dan Departemen Agama Republik Indoesia dengan nomor piagam Madrasah : Lm/3/4047/1978 tertanggal 21 Maret 1978. Maka Madrasah Ibtidaiyah Mambaul Ulum Bata-Bata resmi sebagai salah satu penyelenggara pendidikan formal.
Setelah berdirinya MI Mambaul Ulum Bata-Bata di lingkungan Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, RKH. Ahmad Mahfudz Zayyadi berinisiatif mendirikan lembaga formal sebagai lanjutan jenjang dari MI Mambaul Ulum Bata-Bata, agar siswa lulusan dari jenjang dasar tersebut dapat melanjutkan pendidikan formalnya ke jenjang yang lebih tinggi. Akhirnya pada tahun 1970 Madrasah Tsanawiyah berdiri.
Sejalan dengan perkembangan zaman yang pada awalnya MTs Mambaul Ulum Bata-Bata hanya menyelenggarakan pendidikan diniyah saja, namun pada akhirnya MTs Mambaul Ulum Bata-Bata secara resmi terdaftar sebagai madrasah yang berhak menurut hukum untuk menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran pada tanggal 15 Februari 1985 dengan nomor SK. L.m./3/892/B/1985. Hal tersebut dibuktikan dengan keluarnya piagam madrasah yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Timur.
Lambat laun, perkembangan yang berarti mulai tampak setelah berdirinya MTs Mambaul Ulum Bata-Bata yang secara hukum telah menjadi lembaga formal. Hal tersebut semakin tampak ketika MTs Mambaul Ulum Bata-Bata mengikuti program jenjang akreditasi dengan mendapatkan status diakui pada tanggal 25 Januari 1995 dengan SK. Nomor: Wm.06.03/PP.03.2/000263/SKP/1995 dan Nomor statistik madrasah (NSM) 21.2.35.28.07.034.
Sebagaimana aturan baku dalam penyelenggraaan pedidikan formal, jenjang akreditasi harus senantiasa diperbaharui setiap lima tahun sekali, sehingga pada tanggal 14 Januari 1999 MTs Mambaul Ulum Bata-Bata kembali memperoleh piagam akreditasi dengan capaian status yang sama yaitu berstatus diakui dengan SK. Nomor: Wm.06.03.2/115/SKP/1999. Pada tahun 2008 MTs Mambaul Ulum Bata-Bata Panaan Palengaan Pamekasan mengikuti akreditasi madrasah dan berhasil mendapatkan nilai akreditasi A dari BAN (Badan Akreditasi Nasional) dengan SK. Nomor Dp. 008352. Capaian akreditasi dengan peringkat A kembali diraih MTs Mambaul Ulum Bata-Bata pada tahun 2013 dengan nilai 89.
Tidak berhenti disitu, perkembangan pendidikan formal di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata yang dikenal dengan singkatan MUBA ini berlanjut pada jenjang yang lebih tinggi yakni Madrasah Aliyah sebagai jenjang lanjutan bagi siswa yang lulus dari tingkat MTs, sehingga para santri yang selesai mengenyam pedidikan di tingkat menengah pertama dapat melanjutkan pendidikan di tingkat menengah atas. Atas dasar itu pada tahun 1977 MA Mambaul Ulum Bata-Bata resmi berdiri secara formal yang diprakarsai oleh RKH. Abd. Hamid AM, yang merupakan putra sulung dari RKH. Ahmad Mahfud Zayyadi.
Seperti halnya dua lembaga pendidikan formal yang berdiri sebelumnya, kegiatan belajar mengajar di MA Mambaul Ulum Bata-Bata pada awal berdirinya hanya bersifat pembelajaran diniyah (Madrasah B). Namun lambat laun kurikulum pendidikan ini senantiasa dikembangkan dengan memasukkan pelajaran umum di dalamnya.
Pada tanggal 01 Juli 2011 resmi dibuka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mambaul Ulum Bata-Bata dengan 3 spektrum/program keahlian, yaitu Spektrum Tekhnik Otomotif Kendaraan Ringan, Spektrum Tekhnik Otomotif Sepeda Motor dan Spektrum Tekhnik Elektronika Audio Video. Pemilihan spektrum/program keahlian di SMK Mambaul Ulum Bata-Bata didasarkan pada hasil polling jurusan yang dilakukan pada tanggal 27 Mei 2011 dengan respondent siswa kelas IX MTs Mambaul Ulum Bata-Bata yang berjumlah 720 peserta didik.
Polling yang dilakukan untuk mengetahui peminat siswa lulusan MTs itu sendiri. Pollig itu menghasilkan kesimpulan: 17% memilih Spektrum Tekhnik Otomotif Kendaraan Ringan, 15% memilih Spektrum Tekhnik Otomotif Sepeda Motor dan 13% memilih Spektrum Tekhnik Elektronika Audio Video. Sedang sisanya ada yang memilih Spektrum TKJ (9%), Analisis Kesehatan (11%), Farmasi (10%), Akomodasi Perhotelan (4%) dan Tekhnik Pengelasan ( 5%), Tata Boga/Jasa Boga (8%), dan Tata Busana Batik (8%).
Berdasarkan hasil polling tersebut, pada tahun berikutnya, SMK Mambaul Ulum Bata-Bata membuka spektrum baru dengan program keahlian tata boga serta tata busana khusus putri. Mengingat untuk tahun pertama ini SMK Mambaul Ulum Bata-Bata hanya dikhususkan bagi peserta didik putra dengan batas maksimal penerimaan peserta didik baru 34 peserta didik setiap spektrum dan 1 kelas tiap spektrum.
Selanjutnya, berdasarkan surat tertanggal 13 Februari 2012 yang ditandatanngani oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur pada saat itu, SMK Mambaul Ulum Bata-Bata resmi mendapatkan Surat Ijin Penyeenggaraan Sekolah Swasta dengan Nomor 002/975/103.05/2012 dengan NSS : 322053508026 serta NPSN : 20577698.
Ditulis oleh Bustomi Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.
Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag
SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN PUTRI SALAFIYAH
PPP Salafiyah didirikan oleh KH.Abdur rohim rohani pada tahun 1957M. Yang mana sebelumnya beliau sempat sowan kepada habib KH. Wahhab hasbulloh jombang dan KH. Mahrus ali Lirboyo-Kediri guna meminta restu untuk pembangunan pondok pesantren salafiyah ini. Bahkan beliau juga meminta kepada KH. Mahrus ali untuk meletakkan batu pertama di lokasi pembangunan tersebut.
Adapun yang melatar belakangi berdirinya PPP Salafiyah berawal dari banyaknya permintaan yang datang dari masyarakat untuk dibuatkan naskah pidato yang akan mereka sampaikan dalam beberapa event islami, seperti Maulid Nabi SAW, isro’ mi’roj dan lain sebagainya. Dan dengan senang hati beliau membantu mereka semata-mata Lii’lai kalimatillah.
Dan juga sebelum berdirinya pesantren Salafiyah ini, KH. Abdur rohim meminta restu kepada habib Abu Bakar As-Segaf untuk mendirikan sebuah pondok pesantren dan beliaupun merestuinya. Beliau merupakan salah satu ulama’ arab yang disegani pada waktu itu
Diantara upaya beliau untuk menghidupkan syair ini adalah dengan mengadakan haflah akhirus sanah pada setiap tahun yang bertempat di pondok pesantren salafiyah ini. Beliau mengundang para wali santri dan beberapa para masyayikh dan para pengasuh pondok pesantren baik dari dalam ataupun dari luar kota. Kemudian beliau menyuruh beberapa santrinya untuk membaca kitab, dengan itu para masyayikh meras kagum dan bahagia atas kemahiran mereka karena, ilmu itu jarang dikuasai oleh wanita, terlebih pada zaman ini.
Inilah diantara hal yang mendorong beliau untuk merintis pondok pesantren putrid salafiyah sekarang ini. Pondok pesantren yang nantinya akan diharapkan mampu mencetak generasi muda yang terpelajar serta semangat dalam membaca kitab dan mereka mampu membuat serta menyampaikan materi dakwah di tengah masyarakat.
BIOGRAFI ROMO KH. Abdur Rohim Rohani
Beliau adalah putra pertama dari pasangan Ahmad Rohani dan Ibu Hj. Rahmah. Beliau lahir sekitar tahun 1931M/ 1334 H didesa Kauman Tengah,Bangil,Pasuruan. Dan wafat pada usia 64 tahun,tepatnya pada tahun 1977M/1397 H.
Dimasa mudanya beliau menimba ilmu di pesantren Siwalan Panji yang saat itu dipegang oleh KH. Chozin. Kemudian melanjutkan perguruan beliau ke PP Tremas,Pacitan pada masa KH. Dimyati. Menurut salah satu ustad di salafiyah, perjuangan beliau untuk menimba ilmu tidaklah mudah,butuh usaha yang keras untuk bisa bertahan dalam rantauan beliau mencari ilmu. Diantaranya adalah beliau memenuhi sendiri semua biaya yang beliau butuhkan dalam mencari ilmu. Dan sebuah kisah yang mengharukan,ketika bekal beliau udah menipis, beliau pergi ke kota malang sebagai penjahit sepatu, mengumpulkan sedikit demi sedikit hasil cucuran keringat untuk digunakan sebagai bekal beliau dalam menimba ilmu,jika bekal beliau mulai menipis lagi maka beliau akan kembali bekerja lagi dan seterusnya seperti itu.
Kemudian sepulangnya beliau dari Tremas,beliau menetap di bangil dan berdakwah disana. Kendati beliau sudah terhitung sebagai orang yang alim,beliau tetap menjadi pribadi yang sangat rendah hati. Beliau berjuang dengan penuh kesungguhan dalam meningkatkan kualitas PPP Salafiyah dengan menambah materi pelajaran,terlebih lagi dalam bidang ilmu alat atau tata bahasa arab (Nahwu, Shorrof, dkk).
Tak lama kemudian,tibalah saatnya Alloh memanggil hadrotus syaikh kesisinya. Beliau wafattepatnya pada tanggal 10 Muharrom 1397 H. Meskipun beliau telah berpulang ke rohmatulloh, hal itu tidak menjadikan pesantren ini reddup. Karena disamping riyadhoh yang beliau jalani,ternyata perjuangan dan semangat beliau untuk menghidupkan syiar islam dilanjutkan oleh Ust.Khoiron Husain yang merupakan menantu beliau snediri yakni menantu yang sangat beliau hormati.
BIOGRAFI ROMO KH. CHOIRON HUSEN
Kh.Ust. Choiron Husein lahir dibangil 18 agusdus 1939 M,bertepan pada tahun 1357 H. Sejak masa kanak-kanak beliau senang belajar ilmu agama,membaca sejarah nai,biografi ilama’ dan lain sebagainya. Beliau bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah NU dan pendidikan dasar itu diselesaikan padaa tahun 1954. Kemudia beliau melanjutkan ke pondok Pesangtren Bahrul Ulum Tambak beras, yang mana pondok tersebut merupakan pondok yang senangi oleh ayah beliau pada saaat itu. Dan disanalah beliau belajar bersama Ust. Nur Kholis Musytari( sekarang beliau merupaakan Pembina Bahtsul Masail Salafiyah ). Di tambak beras inilah, Ust. Choiron mulai memacu talenta dan mulai berlomba-lomba dengan teman-temannya untuk mengkaji berbagai ilmu agama,tafsir,fiqih dan hadis.
Merasa kurang dengan ilmu yang beliau miliki, kemudian beliau melanjutkan didaerah Bendo,pare,Kediri,pada masa KH.Chayat. Pada tahun 1959 beliau berkhidmah lagi kepondok Wahdatul Tulab, lasem yakni asuhan KH. Baidhowi. Dan disana beliau lebih focus untuk berkhidmah bukan pergi mondok dan beliau lebih suka dipanggil ustad daripada kiyai,”saya belum pantas dipanggil kiyai” Kata beliau merendah pada suatu kesempatan wawancara.
Pada hari sabti tanggal 6 september 1968,beliau dinikahkan dengan neng Chilyatun Nisa’,Puteri Kh. Abdur Rohim Ruhani yang merupakan putrid keduanya. Dengan pernikahan ini Ust. Choiron semakin dekat dengan mertuanya dan lebih banyak mencurahkan ide-ide beliau pada sang mertuamengenai pengembangan pesantren. Pada tahun 1971, beliau ditakdirkan oleh Alloh menunaikan haji pertama kalinya, disana beliau juga mengaji pada syekh asal padang yang bernama Syehk Yasin Isa al- Fadabgi.
Bertepatan pada hari selasa 29 Desember 1987,saat beliau berumur 48 tahun, Beliau wafat dan bukan hanya santri seribu dua ratus dan keluarga beliay saja yang menangisi dan memakanmkan beliau tetapi,juga lebih dari seribu pelayat yang ikut berduka cita sedalam-dalamnya.
Ditulis oleh Firda Fayadanil Khoiroh Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.
Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag
Sejarah Berdirinya Pondok pesantren Miftahu Ulum Al-Islamy Kedungdung Modung Bangkalan
Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Islamy atau yang lebih dikenal dengan sebutan pesantren “congaban” didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1875. Awalnya, luas pesantren secara keseluruhan hanya sekitar 0,5 hektare. Tidak ada pondok ataupun asrama khusus untuk santri karena kebanyakan murid masih dari lingkungan sekitar.
Sistem pengajaran masih sorogan. KH. Ahmad Dahlan memang tidak pernah mengajar dengan cara tulis-menulis di papan. Pesantren kala itu belum mengenal kurikulum baku. Namun cara mengajar KH. Ahmad Dahlan cukup diminati santri-santrinya. Semasa hidupnya, KH. Ahmad Dahlan dikenal sebagai ulama yang gemar berpuasa dan jarang tidur. Bahkan sejak mendirikan pesantren, beliau terus berpuasa setiap hari hingga akhir hayatnya, kecuali pada hari yang dilarang berpuasa. Suami Nyai Hj. Siti Hajar tersebut diperkirakan berpuasa lebih dari 45 tahun lamanya. Karakter lainnya dari KH. Ahmad Dahlan adalah kalem, zuhud, kerap bertirakat dan senang membaca Al-Qur’an.
Beliau pasti khatam membaca Al-Qur’an setiap seminggu sekali. Lebih menarik lagi, menurut cucu beliau KH. Moh. Ilyas Khotib Dahlan (pengasuh saat ini) : setiap hari KH. Ahmad Dahlan biasa bermain laying-layang bahkan hingga malam tiba. Kepemimpinan KH. Ahmad Dahlan di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Islamy Congaban berlangsung dari tahun 1875 hingga tahun 1920. Kiai yang sangat disegani masyarakat itu wafat pada usia 85 tahun.
Hingga tutup usia, KH. Ahmad Dahlan belum sempat membangun asrama santri. Kepemimpinan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Islamy Congaban dilanjutkan oleh putra kedua KH. Ahmad Dahlan yakni KH. Ach. Khotib Dahlan setelah kembali dari studinya di Makkah Al-Mukarromah. Beliau mulai membangun pondok dan asrama santri. Mulanya hanya terdapat 8 bilik asrama yang dibangun dan ada sekitar 60 santri putra yang menempati asrama tersebut. Seiring berjalannya waktu, santri terus berdatangan ke Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Islamy Congaban. Pada tahun 1950, suami dari Nyai Hj. Amnah tersebut mulai melakukan pembenahan dan terobosan.
Diantaranya dengan mendirikan Madrasah Wajib Belajar (MWB) dengan masa belajar 6 tahun dan mendapatkan legalitas SK Menteri Agama. Selanjutnya pada tahun 1967 beliau mendirikan Pendidikan Guru Agama (PGA) dengan masa belajar 4 tahun. PGA kemudian masa belajarnya diubah menjadi 6 tahun pada tahun 1973. Tak lama kemudian PGA diubah menjadi Madrasah Tsanawiyah (MTs) pada tahun 1983 dan baru terakreditasi pada tahun 1994. Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Islamy Congaban kian diminati di bawah kepemimpinan KH. Ach. Khotib Dahlan. Beliau juga telah mendirikan Madrasah Ibtida’iyah. KH. Ach. Khotib Dahlan memimpin pesantren sejak tahun 1920 hingga 1983.
Alumnus Pondok Pesantren Panji Buduran Sidoarjo itu wafat di usia 83 tahun dan dikebumikan di pesarean pesantren. Hingga akhir hayatnya, santri yang menetap di asrama kurang lebih mencapai 100 santri putra. Selanjutnya, pada tahun 1983 Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Islamy Congaban diasuh oleh KH. Moh. Ilyas Khotib Dahlan setelah beliau kembali dari sutdinya di Makkah Al-Mukarromah. Berbekal keikhlasan dan semangat pengetahuan yang dimiliki, KH. Moh. Ilyas Khotib Dahlan menyempurnakan sistem pendidikan dan manajemen di pesantren.. Seiring dengan meningkatnya kemajuan dan tuntutan zaman, KH. Moh. Ilyas Khotib Dahlan memberikan jenjang dalam setiap pendidikan formal dan non-formal. Baik Madrasah Diniyah, TK, hingga SMA.
Pada tahun 1985 KH. Moh. Ilyas Khotib Dahlan mendirikan pondok putrid. Bahkan pada tahun 1999, KH. Moh. Ilyas Khotib Dahlan mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Miftahul Ulum (STIT MU). Inovasi demi inovasi dilakukan di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Islamy Congaban dengan harapan para santri dapat menguasai berbagai bidang keilmuan dan dapat bersaing di era digital sekarang ini. Salah satu yang dilakukan dengan membentuk sebuah badan yang berfungsi mengkoordinasikan semua lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan pesantren serta sebagai penggerak seluruh kegiatan pesantren sesuai dengan keinginan pengasuh dan wali santri. Badan tersebut diberi nama Lembaga Pendidikan Islam Terpadu (LPIT).
Kutipan dari halaman web https://www.laduni.id/post/read/32902/pesantren-miftahul-ulum-al-islamy-bangkalan
Ditulis oleh Hasyim Asy'ari Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.
Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag
Sejarah YPI Nurul Jannah Daleman Galis
Yayasan Ini Berdiri sekitar Tahun 80an yang mana yayasan ini didirikan oleh KH. Syaifuddin. Sebelum KH. Syaifuddin Mendirikan YPI Nurul jannah Beliau adalah seorang Petapa dari Kediri, Beliau bertapa di makam Sunan Malaka, Beliau ditemukan oleh dua anak gadis Desa yang tengah mencari rumput. Lalu salah seorang anak itu melaporkan pada ayahnya yang mana ayahnya adalah juru kunci dari makam tersebut. Lalu juru kunci itu menyuruh gadis itu mengirim makanan pada KH. Syaifuddin setiap hari. Pada masa itu masyarakat Sunan Malaka hanya tau caranya sholat, tapi belum tau cara menutup aurat dan memakai jilbab. Sewaktu Kedua Gadis tadi mengantarkan Makanan kepada KH. Syaifuddin, sebelum mereka pulang KH. Syaifuddin selalu mengajarkan mereka mengaji dan cara menutup aurat (berjilbab). Setelah beberapa tahun KH. Syaifuddin pulang dari pertapaannya, juru kunci Makam tersebut melarangnya untuk kembali ke Kediri tetapi memintanya untuk tinggal di desanya agar Beliau bisa mengajarkan agama kepada orang-orang desanya. Lambat laun KH. Syaifuddin memiliki banyak santri yang belajar mengaji kepadanya, Beliau mendirikan sebuah Madrasah (Nurul Jannah) yang dibantu oleh warga Desa.
Setelah lama kelamaan Madrasah itu berdiri dan santrinya semakin banyak, KH. Syaifuddin mendirikan sebuah pondok kecil yang diberi Nama Pondok Pesantren Sunan Malaka. Setelah KH. Syaifuddin berhasil mendirikan Madrasah dan Pondok pesantren Beliau menikahi salah satu santrinya yang bernama siti Anna, dia adalah salahsatu gadis yang selalu mengirim makanan untuknya saat bertapa dulu yakni anak dari juru kunci Makam Sunan Malaka. Setelah beberapa tahun pernikahannya, Beliau dikaruniai 4 ornag anak.( 2 anak perempuan dan 2 anak laki-laki). Setelah beberapa tahun KH. Syaifuddin mengidap penyakit Kencing Manis dan menyerahkan kepengurusan madrasah dan pesantrenya kepada salah seorang muritnya yang mana muritnya bisa dibilang lebih sepuh dari Beliau, ia juga dijadikan sebagai Kaki tangan Beliau.
Sebelum KH. Syaifuddin Wafat, Beliau berwasiat kepada Santrinya tersebut untuk mengambil alih kepengurusan Madrasahnya, tetapi ia meminta agar anaknya saja yang mengurusnya dikarnakan ia sudah sepuh dan takut tidak bisa mengusrus madrasahnya, lalu KH.Syaifuddin menyerahkan Madrasahnya kepada H. Khodari selaku anak dari santrinya, Yang Hingga Saat ini Yayasan Nurul jannah itu di Asuh oleh H .Khodari dan sudah menjadi Yayasan Pendidikan Islam Nurul Jannah yang mana disana tidak hanaya ada madrasah melainkan sudah ada TPA, MID, MTS, dan SMK. Sedangkan pondok pesantrennya diteruskan oleh anak Perempuan KH. Syaifuddin yaitu Anis Faria Ulfa.
Ditulis oleh Arofah Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.
Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag