Sejarah Pondok Pesantren Al-Ibrohimy Galis Bangkalan
Pondok Pesantren Al-Ibrohimy Galis terletak ditengah kota galis kabupaten bangkalan yang awalnya di kota ini berdiri sebuah lembaga pendidikan keagamaan yang hanya berupa langgar dan pada tahun selanjutnya berkembang menjadi masjid yang diasuh oleh KH. Ibrohim Baijuri. Sesuai dengan permintaan masyarakat dan perkembangan zaman, maka pada tahun 1946 didirikan sebuah lembaga pendidikan madrasah diniyah yang bernama “MIFTAHUL ULUM” yang di prakarsai oleh penerus tongkat estafet kepemimpinan KH. IBROHIM BAIJURI yaitu cucunya yang bernama KH. BAHRI ASYIQ dengan KH. MUKMIN HANAFI atas pemikiran dari pengurus maka pada tahun berikutnya mendirikan yayasan yang bernama “YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL-IBROHIMY” yang diketuai KH. BAHRI ASYIQ.
Yayasan ini yang menjadi tulang punggung lembaga pendidikan islam di kota Galis ini kemudian pengurus yayasan berusaha dengan semaksimal mungkin agar keberadaan lembaga pendidikan islam ini berlangsung untuk mendirikan PONDOK PESANTREN sebagai asrama santri Madrasah ibtidaiyah “AL-Ibrohimy” pada tahun yang sama didirikan pula Madrasah Tsanawiyah “Al-Ibrohimy” yang berinduk pada MTSN Bangkalan, dengan alasan banyaknya lulusan madrasah tsanawiyah yang tidak mampu melanjutkan pada sekolah menengah atas negeri yang letaknya ada di kota bangkalan, maka pengurus yayasan mendirikan jenjang pendidikan kelanjutan dari madrasah tsanawiyah yaitu Madrasah Aaliyah “Aa-Ibrohimy” tepatnya pada tahun 1987 dan pada tahun 2000 pengurus yayasan berusaha untuk mendirikan sebuah Taman Kana-Kanak “Al-Ibrohimy” yang bernaung pada departemen pendidikan dan kebudayaan dan pada tahun 2005 pengurus yayasan pendidikan islam Al-Ibrohimy mendirikan sebuah pendidikan tinggi yaitu Sekolah tinggi ilmu tarbiyah “al-ibrohimy” (STITAL), program sastra (S-1) jurusan tarbiyah program studi agama islam yang kemudian diakui pada tahun akademik 2007/2008 dengan SK Dirjen Pendidikan Agama Islam Depag RI No. Dj. I/495/2007.
Dan setelah wafatnya KH. BAHRI ASYIQ di gantilah pengasuh yang baru yaitu Ny. HJ.Maryamah dan beliau merupakan putri ke 9 diantara 10 bersaudara dari Alm. KH. Bahri Asyiq yang mana beliau adalah pendiri YPI Al-Ibrohimy yang meliputi pondok pesantren, Darul Aytam (Panti asuhan anak yatim), dan madrasah-madrasah, serta kapotren (toserba). Sepeninggalan Almarhum KH. Bahri Asyiq, Ny.Hj Mryamah lah yang meneruskan tanggung jawab atas apa yang almarhum tinggalkan. Mulai dari menjadi pengasuh pondok pesantren putri sekaligus mengurus darul aytam Al-Ibrohimy. Meneruskan pengelolaan toserba yang merupakan koperasi pesantren sehingga dalam perkembangannya hingga saat ini semakin mengalami perkembangan dan kemajuan. dalam pengelolaannya pun beliau turun tangan sendiri untuk menghandle segala yang ada didalamnya tanpa kenal lelah dengan dibantu oleh santri yang mengabdi. Sedangkan hasil yang diperoleh adalah untuk kepentingan seluruh anak yatim yang berada dalam asuhannya. Mulai dari keperluan sahari-hari (makanan, uang saku, peralatan mandi, sholat,seragam, dsb), kebutuhan akan tempat tinggal dan kelengkapannya (seperti air,listrik).
Dalam menjalani tanggung jawabnya beliau merupakan sosok wanita yang sangat penyabar, dermawan, dan sederhana dan patut menjadi tokoh tauladan bagi para santri-santrinya. Wanita pekerja keras dan hati-hati dalam menjaga amanat. Beliau selalu berpesan kepada kita agar selalu beribadah dengan ikhlas, jika kita berlaku baik pada orang lain maka pun akan diperlakukan demikian, segala amal ibadah yang kita lakukan maka yang akan mendapat manfaatnya adalah kita sendiri.
Pada sekitar tahun 1800 seorang ulama dari desa taman kabupaten sampang hijrah ke desa galis kabupaten bangkalan, beliau adalah KH. Ibrohim Bajuri. Kondisi masyarakat desa galis pada awal perpindahannya sangat menghawatirkan, desa galis dan sekitarnya dikenal sebagai sarang perjudian, perampokan dan perilaku negativ lainnya. Sebagai seorang tokoh yang berpegang teguh pada prinsip “amar ma’ruf nahi munkar” beliau berusaha untuk menyadarkan prilaku masyarakat yang menyimpang.
Sejak kehadiran beliau di tengah-tengah masyarakat galis, lambat laun pola kehidupan masyarakat berubah semakin baik, kebiasaan prilaku negative semakin terkikis.
Awal mula kegiatan dakwah KH. Ibrohim Bajuri dipusatkan di sebuah bangunan sederhana (langgar kecil) yang diikuti oleh beberapa santri setempat. Dakwah yang beliau jalankan kerap kali mendapat penolakan dari beberapa kalangan dan bahkan mendapat perlawanan, beliau tidak patah semangat dan sedikit demi sedikit menerima ajaran yang beliau ajarkan.
Setelah pelaksanaan dakwah beliau di terima oleh banyak orang, santri yang ingin mengaji pada beliau semakin banyak berdatangan. Melihat jumlah santri yang semakin banyak berdatangan, kemudian beliau mendapat tanah waqof dari masyarakat setempat untuk memperluas bangunan yang sederhana itu.
Sejak tahun 2014 hingga sekarang, pondok pesantren Al-ibrohimy diasuh oleh KH. Mas’udi Rifa’i S,Ag, beliau pengasuh yang ke empat dalam periode kepemimpinan ponpes Al-Ibrohimy. Untuk saat ini beliau sepenuhnya fokus mengasuh atau memimpin Al-Ibrohimy.
Dan setelah beliau wafat di gantilah pengasuh pondok pesantren Al-ibrohimy yang sekarang ialah Ny.Sulhan Agustiana beliau juga berprofesi sebagai guru di MA dan MTS dan beliau dikenal sebagai guru yang tegas,berwibawa dan bijaksana.
Ditulis oleh Musarrofah Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.
Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag
0 komentar:
Posting Komentar