Sabtu, 03 Juli 2021

YPI Al-Ibrohimy Galis Bangkalan

A. Sejarah Berdiri

Yayasan Pendidikan Islam Al-Ibrohimy atau yang lebih sering disingkat YPI Al-Ibrohimy adalah sebuah yayasan yang menaungi beberapa lembaga, yaitu: Madrasah Ibtidaiyah Al-Ibrohimy, Madrasah Tsanawiyah Al-Ibrohimy, Madrasah Aliyah Al-Ibrohimy, Madrasah Diniyah Al-Ibrohimy, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Ibrohimy dan Pondok Pesantren Putra dan Putri Al-Ibrohimy. 

Ketika mendengar nama Al-Ibrohimy Galis-Bangkalan, kita tidak bisa begitu saja melupakan nama Al-Ibrohimy itu sendiri. Nama Al-Ibrohimy adalah nisbat pada seorang pendakwah yang telah membawa cahaya Islam ke Desa Galis. Pendakwah itu bernama K.H. Ibrohim Baijuri. K.H. Bahri Asyiq, menisbatkan nama yayasan yang didirikannya pada kakeknya sebagai penghormatan atas jasa-jasanya yang begitu besar dalam memperbaiki akhlaq dan tingkat keilmuan masyarakat Galis. 

Pada masa-masa awal, saat K.H. Ibrohim Baijuri datang ke Desa Galis, masyarakat Galis sangat jauh dari Islam. Tidak ada dalam pikiran mereka kata shalat dan mengaji. Yang ada dalam pikiran mereka saat itu adalah kepuasan diri mereka sendiri. Perlahan namun pasti, Kiai Ibrohim memulai dakwahnya. Ia membuat sebuah tempat atau pondok kecil (langgar) untuk tempat anak-anak mengaji. Saat itu, banyak sekali tentangan dari masyarakat Galis yang menganggap Kiai Ibrohim sebagai pengganggu kehidupan mereka. Masa-masa sulit itu terus berlanjut, tapi kiai Ibrohim tidak pernah menyerah. Ia tetap yakin kalau pada saatnya nanti, masyarakat Galis pasti bisa menerima dakwah atau ajaran Islam yang dibawanya.

Kiai Ibrohim terus menyebarkan dakwahnya tak pernah ada kata lelah yang keluar dari lisannya. Awalnya mereka menolak akan kehadiran K.H. Ibrohim Baijuri, namun pada akhirnya lambat laun masyarakat Galis mulai menampakan perubahan ke arah yang lebih baik. Mereka mulai meninggalkan sabung ayam, judi dan mabuk-mabukkan. Mereka juga mulai menyuruh anak-anak mereka mengaji pada Kiai Ibrohim. Semakin hari, anak-anak yang mengaji pada Kiai Ibrohim semakin bertambah hingga pondok kecil Kiai Ibrohim tidak mampu menampungnya. Saat itu, Kiai Ibrohim mendapatkan tanah waqof dari masyarakat setempat unuk memperluas pondok kecilnya. 

Sepeninggalnya beliau, dakwahnya diteruskan oleh putranya, K.H. Asyiq Ibrohim. Pada tahun 1946, atas permintaan masyarakat, didirikanlah sebuah lembaga pendidikan yang diberi nama Madrasah Diniyah Miftahul Ulum. 

Sepeninggal K.H. Asyiq, Miftahul Ulum dipimpin oleh K.H. Bahri Asyiq. Saat berada di bawah pimpinan K.H Bahri Asyiq inilah, nama Miftahul Ulum berubah menjadi Al-Ibrohimy. Dan dibawah pimpinan beliau juga Al-Ibrohimy terus berkembang dan menjadi pelopor pendidikan di daerah Galis. 

Pada tahun 1980, K.H Bahri Asyiq mendirikan sebuah pondok pesantren yang diberi nama, pondok pesantren Al-Ibrohimy. Selang empat tahun setelah berdirinya pondok pesantren Al-Ibrohimy, tepatnya tahun 1984 berdirilah Yayasan Pendidikan Islam Al-Ibrohimy. Tujuan dibentuknya yayasan ini adalah untuk mengelola satuan unit pendidikan terpadu mulai dari TK sampai MA. 

Alhamdulillah, pada tahun yang sama dengan berdirinya Yayasan Pendidikan Islam Al-Ibrohimy, Madrasah Ibtidaiyah Al-Ibrohimy diakui oleh departemen agama sebagai salah satu lembaga formal. Pada tahun yang sama pula didirikan Madrasah Tsanawiyah Al-Ibrohimy, yang pada saat itu masih berinduk pada MTsN Bangkalan.

Pada tahun 1987, Al-Ibrohimy membuka jenjang sekolah lanjutan yakni Madrasah Aliyah dengan jurusan IPS. Madrasah Aliyah Al-Ibrohimy ini terus berkembang hingga tahun 2018 Madrasah Aliyah membuka jurusan baru yakni IPA. Pada tahun 2000, yayasan mendirikan Taman Kanak-Kanak yang diakui oleh dinas pendidikan dan kebudayaan.

Pada tahun 2005 Yayasan membuka Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Ibrohimy (STITAL) Program Strata satu (S-1) Jurusan Tarbiyah Program studi Pendidikan Agama Islam yang kemudian diakui pada tahun akademik 2007/2008 dengan SK Dirjen Pendidikan Agama Islam Depag RI No. DJ.I/495/2007. Dan pada tahun 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Ibrohimy membuka Jurusan baru yaitu Tarbiyah Program studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), dan ditahun berikutnya STITAL juga membuka jurusan baru yaitu Tarbiyah Program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah(PGMI).

Perkembangan Al-Ibrohimy tidak hanya di bidang formal saja tetapi juga dibidang noon-formal. diantara contohnya ialah di pondok pesantren Al-Ibrohimy saat ini sedang berjalan Metode Al-Miftah. Al-Miftah ini adalah sebuah metode baca kitab kuning cepat. Alhamdulillah, metode ini benar-benar efektif karena sekarang santri Al-Ibrohimy sebagian besar bisa membaca kitab kuning. Selain itu di pondok pesantren Al-Ibrohimy juga ada program tahfidzul Quran yang dipegang oleh Ustadz Mahasin, salah seorang tahfidzul Quran yang berkompeten.

B. BIOGRAFI PENDIRI (KH Moh. Bahri Asyiq)

K.H Moh. Bahri Asyiq memiliki nama lengkap Muhammad Bahri bin Asyiq bin Ibrohim Al-Baijuri, beliau lahir di Bangkalan pada tahun 1922.  K.H Moh. Bahri Asyiq adalah cucu dari kyai Ibrohim Al-Baijuri, seorang pendakwah yang telah membawa cahaya Islam ke Desa Galis. 

K.H Asyiq yang tidak lain adalah ayah dari K.H Moh. Bahri Asyiq memiliki dua orang istri, istri yang pertama bernama Nyai Nandari dan istri yang kedua bernama Nyai Rosyidah. Dari pernikahan itu beliau dikaruniai 10 orang anak.dengan istri pertamanya beliau yaitu Nyai Nandari, Kiai Asyiq mempunyai 4 orang anak perempuan dan 2 orang anak laki-laki, diantaranya yaitu: 

1. Masturah, yang kemudian dikenal dengan Nyai Masturah Asyiq. 2. Seruji, yang kemudian dikenal dengan K.H. Seruji Asyiq. 3. Fatimah, yang kemudian dikenal dengan Nyai Fatimah Asyiq. 4. Dumyati, yang kemudian dikenal dengan Nyai Dumyati Asyiq. 5. Moh. Ali, yang kemudian dikenal dengan K.H. Moh. Ali. 6. Masna, yang kemudian dikenal dengan Nyai Masna. 

Adapun pernikahan beliau dengan Nyai Rosyidah yang merupakan istri kedua, Kiai Asyiq mempunyai 3 anak perempuan dan 1 anak laki-laki, diantaranya yaitu: 

1. Noroniyah, yang kemudian dikenal dengan Nyai Noroniyah. 2. Munawwirah, yang kemudian dikenal dengan Nyai Munawwirah. 3. Bahri, yang kemudian dikenal dengan K.H. Moh. Bahri Asyiq. 4. Ammun, yang kemudian dikenal dengan Nyai Ammun. 

Dengan demikian, K.H. Bahri Asyiq memiliki 9 orang saudara. 3 diantaranya adalah saudara satu ibu, sedangkan 6 lainnya berbeda ibu dengan beliau. Beliau merupakan putra dari isti yang kedua yaitu Nyai Rosyidah.

Kemudian K.H. Bahri Asyiq menikah dengan Nyai Romlah dan dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai 10 orang anak. 

KH. Bahri Asyiq yang merupakan cucu dari KH. Ibrohim Al-Baijuri adalah seseorang yan lembut namun tegas. Sosoknya selalu menjadi panutan para para santrinya hingga sekarang. Kata-kata yang sering beliau ucapkan ialah : “Jika ingin mulya di dunia, rajinlah shalat malam meskipun hanya dua rakaat.” Dari ucapan beliau tersebut beliau memberitahu kita agar istiqamah karena istiqamah adalah salah satu hal yang paling sulit untuk dilakukan. Dan satu istiqamah lebih baik dari seribu karomah.

KH. Bahri Asyiq meninggal pada Rabu, 05 September 2012 (18 Syawal 1433 H) disebabkan oleh faktor kesehatan. 

Ditulis oleh Mariatun Nizak Mahasiswi STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.

Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag

0 komentar:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.