Selamat Datang Di blog Subaidi

Selamat datang di blog Subaidi, Semoga Bermanfaat.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Kamis, 15 Juli 2021

Jumat, 09 Juli 2021

PP Nurul Karomah Paterongan Galis

PP Nurul Karomah Paterongan Galis

SEJARAH PONDOK PESANTERN NURUL KAROMAH

Nurul karomah adalah salah satu Pondok pesantren yang diasuh oleh KH. Abd. Fatah Afaq. Bangunannya terletak strategis karna tepat di sebelah utara jalan raya paterongan kecamatan galis kabupaten bangkalan madura.

Usia KH. Abd. Fattah Ahmad Faqih baru genap tiga puluh tahun saat almarhum sang ayah bermimpi di awal dekade 1990-an silam itu. Isyarah mimpi tersebut juga sekaligus merupakan awal mula atau cikal-bakal berdirinya Ponpes Nurul Karomah. Saat itu, Kiai Fattah sendiri baru saja selesai mondok di Ponpes Sidogiri, Pasuruan. Awalnya saya tinggal di desa Tanah Merah Laok, Kecamatan Tanah Merah. Nah, sepulang mondok itu saya diberi kepercayaan untuk tinggal di Desa Paterrongan. Karena ayah saya mendapatkan petunjuk dari Istiharah-nya agar saya tinggal dan mendirikan pesantren di sini ini, kata sang kiai kelahiran Bangkalan, 31 Maret 1961 silam itu mengawali ceritanya.

Tak menunda-nunda, usai mendapat petunjuk seperti itu, Kiai Fattah langsung segera pindah dan menempati sebuah rumah sederhana di Desa Paterrongan. Di sana, apa yang dititahkan sang ayah dia sampaikan kepada penduduk setempat di tempat tinggal barunya. Gayung bersambut. Penduduk desa tak hanya tertarik akan kisah mimpi itu, namun juga sekaligus dengan sukarela turut serta membangun ponpes. Mereka menganggap petunjuk yang disampaikan oleh ayah Kiai Fattah merupakan petunjuk dari Allah SWT yang harus direalisasikan.

Benar-benar di luar dugaan. Ternyata masyarakat mendukung penuh. Mereka ingin di sekitar mereka di bangun pesantren. Selain tempat belajar anak-anak, mereka juga berharap ponpes bisa memberi pengetahuan berguna sebagai bekal hidup generasi penerus mereka kelak, kata Kiai Fattah.

Kiai Fattah mengawali pembangunan ponpes dengan mencari dan sekaligus menentukan lokasinya. Lokasi itu di tepi jalan sekitar satu kilometer dari pasar tradisional Galis. Apa yang dilakukan sang kiai membuat keinginan warga untuk membantu semakin tinggi. Tanpa ada pembicaraan sebelumnya, warga sudah menyiapkan material untuk membangun ponpes. Maka, pada hari yang sudah ditentukan, pembangunan ponpes dimulai. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur. Bayangkan, ponpes itu bisa berdiri atau dibangun hanya dalam waktu sehari saja. Di luar yang saya duga, warga ternyata telah merancang kebutuhan untuk pembangunan ponpes di rumah mereka masing-masing. Jadi, saat dibangun, semua material yang dibutuhkan sudah ada, terang alumni pesantren di Timur Tengah itu.

Secara resmi, menurut penurutan Kiai Fatah, Ponpes Nurul Karomah dibangun pada tahun 1991. Kala itu santri pertama yang masuk berjumlah satu orang. Namun, semakin hari jumlahnya terus bertambah. Bahkan, santri yang mondok di pesantren ini bukan hanya berasal dari sekitar Desa Paterrongan. Mereka juga berasal dari desa lain yang jaraknya puluhan kilometer dari pesantren.

Pada awalnya santri hanya berasal desa Paterrongan saja. Tapi, setelah beberapa lama, banyak yang datang dari desa lain untuk mondok di sini. Dan kebanyakan orang tua mereka itu merantau di luar pulau, terangnya.

Ponpes Nurul Karomah kini banyak dikenal masyarakat Bangkalan. Selain jumlah santrinya cukup banyak, pesantren ini berdiri di tepi jalan utama.

Kini, jumlah santri yang menetap di Pones Nurul Karomah sudah lebih empat ratusan. Para santri itu tidak hanya menuntut ilmu sebagaimana pesantren salaf pada umumnya. Karena Nurul Karomah tidak alergi pada pengetahuan umum, para santri juga menuntut ilmu umum di sekolah formal Islam yang juga berdiri di komplek ponpes.

Ya, di sini juga ada sekolah formal. Santri-santri belajar di sekolah mulai pukul 07.15 sampai 12.45. Setelah itu, mereka kembali ke ponpes untuk belajar kitab, jelas Kiai Fattah.

Meski begitu, sebelum berangkat ke sekolah, para santri diwajibkan mempelajari kitab. Rutinitas itu dilakukan usai sholat subuh hingga pukul 06.15. Hal yang sama dilakukan santri setelah menempuh pendidikan formal di sekolah hingga usai sholat Isya. Saya kira itu aktivitas serupa di hampir semua ponpes semi salaf, tegasnya.

Sedangkan untuk aktivitas spiritual yang bertujuan memerkuat ketakwaan dan keimanan para santri, menurut Kiai Fattah, Nurul Karomah mewajibkan para santri bangun tengah malam. Mereka diharuskan salat malam bersama. Dan di waktu itu juga mereka mempelajari makna kitab yang ditekankan pada nahwu dan shorrof. Kami menggunakan bahasa Jawa untuk memaknai tulisan Arab pada kitab yang dipelajari. Lalu diartikan dalam bahasa Indonesia. Itu seperti yang dilakukan para wali jaman dulu. Sehingga bisa lebih mudah dipahami, imbuhnya.

Disamping aktivitas spiritual dan pembelajaran, Kiai Fattah juga mendorong para santri Nurul Karomah menguasai bahasa asing dan keterampilan teknologi. Seperti misalnya pelatihan dan les bahasa Inggris dan Arab, serta pendidikan komputer untuk semua santri.

Ditulis oleh Ikmanul Hakimah Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.

Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag 

PP Nurul Amanah Besanah

PP Nurul Amanah Besanah

A. SEJARAH BERDIRI

Pondok Pesantren Nurul Amanah yang sampai saat ini trus berkembang didirikan oleh Drs. KH. M.Jazuli Nur,  Lc  dan Nyai Hj. Siti Ma’rifah Makky pada tanggal 19 Juli 1994 dan di resmikan pada tanggal 7 Juni 1996 pondok pesantren nurul amanah. beralamat  di Jl. Raya tragah desa basanah kabupaten bangkalan madura jawa timur. di bawah akta Notaris  M. Chotib  Nusron  SH.No. : 04 tanggal  19 Juli 1994di Bangkalan Madura Jawa Timur.Sebagai langkah awal di bangunlah MTS Nurul Amanah pada tahun 1994 di atas tanah wakof dari ustad hasan basri desa basanah seluas 600 M persegi yang kemudian di kembangkan oleh H. Muhammad Nur yang menjadi 4700 M Persegi.

Peletakan batu pertama MTS Nurul Amanah di letakkan oleh KH. Maksum Ahmad Tanggulangin Sidoarjo dan diresmikan oleh KH. Anwar Nur pengasuh pondok pesantren Annuroniah Al choliliyah demangan timur.Pada tanggal 7 juni 1996 pada tahun yang samalah di bangun rumah pengasuh, musholah dan pondok putri KH. Muhammad Nur Ayah dari  Drs. KH. M.Jazuli Nur,  Lc adalah perintis dan penyandang dana kical bakal berdirinya pondok pesantren dan lembaga pendidikan Nurul Amanah.Ibu beliu Nyai Hj. zulaihoh satu garis keturunan dengan KH. Makky Sarbdiini dari garis keturunan Bani Asyir desa kampek kabupaten bangkalan dimana kakek dari KH. Makky Sarbini, KH. Abdullah Asyir menantu KH. Abdul Azizi Bin KH. Abdul Qodhir,Pengasuh generasi kedua pondok pesantren Roudatul Mutaalimin Al Aziziyah Sebenih kabupten Bangkalan,adalah saudara kandung dari ibu Nyai Hj. Zulaihoh Azi' yang menurukan kepada Nyai Hj. zulaihoh ibu dari Drs. KH. M.Jazuli Nur,

Drs. KH.M.Jazuli Nur,  Lc menantu dari KH. Makky Sarbini yang mulai kecil di asuh dan dibesarkan oleh beliu di pondok pesantren Asshomadiyah kabupaten Bangkalan. Setelah menimba ilmu di hadapan hadrotussyah KH. Makky Sarbini. Kemudian melanjudkan studinya ke pondok pesantren tebuireng jombang, lalu melanjudkan studinya ke Al Azhar University cairo mesir pada tahun 1981 lah kembali ketanah Air dan mempersunting putri dari KH. Makky Sarbini yang bernama Nyai Hj. Siti  Ma’rifah  Makki.

Setelah menikah beliu kembali lagi kemesir untuk menyelesaikan studinya dan setelah kembali ketanah air beliu mengabdikan dirinya di pondok pesantren Asshomadiyah burnih kabupaten Bangkalan pondok pesantren mertuanya,

Sampai akhirnya hijrah mendirikan pondok pesantren nurul amanah di basanah tanah merah Bangkalan Madura Jawa Timur, pada saat itu putra putri beliu mash sangat kecil putri tertua masih SD dan putri ke dua masih TK dan yang terakhir masih balita.

Bahkan putra tertua beliu agus Abdus Shomad Nur masih menimba ilmunya di pondok pesantren langitan tuban dan kemudian melanjudkan kuliah di IAN Sunan Ampel Surabaya  yang tinggal di kediaman KH. Muhammad Nur,

B. TUJUAN

1.Meningkatkan pemahaman, dan pengamalan ajaran Islam.

2.Menunjang suksesnya  pembangunan  nasional  khususunya  dibidang pendididkan agama Islam, pengajaran  dan kesejahteraan sosial.

3.Membina  kader bangsa agar berahlakul karimah, berbudi  luhur, berkwalitas, berilmu, beriman  dan bertaqwa.

C. PERKEMBANGAN

 Periode  Rintisan  ( 1994 – 1997)

Pembangunan Pondok Pesantren Nurul Amanah Menyadari bahwa tanah waqaf seluas 600 m2 belum memadai untuk dibangun di atasnya sebuah lembaga pendidikan yang representatif maka sebagai langkah awal  Pondok Pesantren melakukan pembebasan  tanah  seluas  4.196 m2 untuk  dibangun   proyek rintisan   antara  lain  :

1. Pembangunan  Gedung  Madrasah

2. Pembangunan  Pondok Putra  dan Pondok Putri

3. Pembangunan Musholla Putra dan Putri

4. Rumah Pengasuh

5. Kamar Mandi / WC

Maka  dengan ridlo  Allah SWT. dan dukungan  dari  semua  pihak  pada  tahun  1996  Yayasan  telah  dapat  mendirikan  Pondok  Pesantren  Nurul  Amanah  dengan  unit  pendidikan  sbb :

1. Pondok Pesantren

2. Madrasah  Diniyah  Awwaliyah  / MI

3. Madrasah  Tsanawiyah  / MTs.

4. SMP Nurul Amanah

5. SMK Nurul Amanah

6. SMAI Nurul Amanah

Program  Pembangunan  Tahap I ( 1998- 2003)

Pembangunan Asrama Pondok Pesantren Nurul Amanah Dalam  periode  ini dilakukan pemembebaskan  tanah  disekitar  Pondok  Pesantren  Nurul  Amanah  seluas  20.458  m2  . dengan  demikian  luas  lokasi  Pondok  Pesantren telah berkembang menjadi 25.254  m2.

Adapun  pembangunan sarana  pisik pada  tahapan ini  di prioritaskan  antara  lain  pada  :

1. Pembangunan  Masjid.

2. Pembangunan  Asrama  Guru.

3. Pembangunan  Asrama  Putra

4. Pembangunan  Asrama  Putri

5. Pembangunan  Gedung  Perpustakaan

6. Pembangunan  Gedung  SMAI.

Proyek- proyek pembangunan tersebut seluruhnya  telah selesai dibangun sesuai dengan target waktu yang ditetapkan, kecuali pembangunan gedung SMAI yang diharapkan selesai pada akhir tahun 2002 ternyata hanya bisa menyelesaikan satu lantai saja.

Dalam melaksanakan progam pembangunan jangka panjang, Yayasan telah membuat master plan sebagai acuan dalam melaksanakan tahapan-tahapan pembangunan sesuai dengan skala prioritas dan kemampuan .

Program  Pembangunan  Tahap II ( 2004 – 2008 )

Gedung Sekolah Diniyah Nurul Amanah

Program Pembangunan Pondok Pesantren Nurul Amanah Tahap II, telah dapat membebaskan tanah seluas 6129 m 2  di depan Pondok dan tanah seluas 5054 m 2  dibelakang pondok.

Dengan demikian lokasi Pondok Pesantren Nurul Amanah mencapai 36.437m 2 .

Adapun Pembangunan Fisik  dalam tahap II antara lain :

1. Pembangunan Unit Sekolah Baru SLTP Nurul Amanah

2. Pembangunan Lantai II Gedung SMUI

3. Pembangunan Asrama Pondok Putri 46 X34 m 2

4. Pembangunan Lantai II Gedung SMK

Program  Pembangunan  Tahap III ( 2009 – 2013 )

Gedung MTs Nurul Amanah

Program Pembangunan Pondok Pesantren Nurul Amanah Tahap III, telah dapat membangun bangunan Fisik  antara lain :

1. Pembangunan Laboratorium IPA SMA Nurul Amanah

2. Pembangunan Laboratorium Komputer MTs. Nurul Amanah

Program  Pembangunan  Tahap IV ( 2013 – 2020 )

Pondok Pesantren Nurul Amanah Desa Basanah Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Bangkalan Madura.

Program Pembangunan Pondok Pesantren Nurul Amanah Tahap IV, telah dapat membangun bangunan Fisik  antara lain :

1. Pembangunan Lab SMAI

2. Pembangunan Lantai 3 SMK

3. Pembangunan Rusunawa

4. Pebangunan Aula SMAI

5. Pembangunan Lap SMK

6. Pembangunan Kantor Pengurus Pondok Pesantren

7. Pembangunan Asrama Tahfid

8. Pembangunan kapontren

9. Pebangunan BLK (Balai Latihan Kerja)

D. PROGRAM PONDOK PESANTREN

Dalam  mewujudkan tujuan dan misinya, Pondok Pesantren Nurul  Amanah  menetapkan  lima  program dasar antara  lain  :

1. Program  Pendidikan  dan Pengajaran

2. Program  Dakwah Islamiyah

3. Program  Pembinaan Masyarakat

4. Program  Pembinaan Kader dan Alumni

5. Program Sarana dan Dana

1. Program Pendidikan  dan  Pengajaran

Sistem  Pendidikan  dan Pengajaran  dibawah Yayasan di kelompokkan atas  tiga jenis,  yaitu:

1.  Madrasah  atau  Sekolah  yang  berafiliasi  pada  Depag atau Depdiknas, yaitu  :

Madrasah  Tsanawiyah  ( MTs. Nura)

Madrasah  Aliyah  ( MA . Nura)

Sekolah   Lanjutan Tingkat Pertama  ( SLTP. Nura)

Sekolah  Menengah Umum ( SMAI. Nura)

Sekolah  Menengah Kejuruan  ( SMK. Nura)

2.  Madrasah  atau Sekolah yang berciri  kepesantrenan  dan  keagamaan  yaitu :

Taman  Pendidikan  Al  qur’an  (TPQ. Nura)

Madrasah  Diniyah  Awwaliyah  (MDA..Nura)

Madrasah  Diniyah  Wustho  ( MDW. Nura)

3. Pengajian Sorogan dan Kursus –kursus

Kursus Komputer

Pengajian  sorogan kitab kuning

Kursus  Bahasa  Arab dan Inggris ( Markazul  Lugoh)

Keterampilan  dan penyaluran  bakat

Mudzakaroh dan  study club

2.Program Dakwah Islamiyah.

a. Misi  dakwah  dengan metode  penyampaian  lewat media  cetak  dan penerbitan

b. Misi dakwah dengan metode pengajian umum  dan pembinaaan

secara  pribadi. ( individual ).

3.Program Pengabdian Masyarakat

1. Pelayanan  Kesehatan ( PKS )

2. Bantuan Pemberdayaan Umat ( BPU )

3. Santunan anak yatim, anak terlantar, kaum dluafa’ dan faqir miskin ( SA2FM )

4. Pemberian Bea siswa prestasi dan keluarga tidak mampu .

4.Program  pembinaan  kader dan alumni

Pembinaan  kaderisasi Pesantren dan alumni Pesantren yang mempunyai makna  yang amat penting dalam  memelihara  estafet Yayasan Nurul Amanah Al Makky dan  kepemimpinan  bangsa. Dan perjuangan para ulama’  Untuk  itu Yayasan membentuk  Biro Pembinaan  Kader  dan Alumni  yang khusus  memprogram  hal- hal yang  berkenaan  dengan kaderisasi.

5. Program  Sarana dan Dana

Program  ini dirancang  untuk mengatur  manajemen  pengelolaan  unit-unit dibawah Pondok Pesantren Yayasan khususnya  yang berkaitan dengan pengadaan dan  pemeliharaan  sarana   atau  prasarana   serta  upaya  pendanaan .  Untuk  itu dibentuklah  beberapa  lembaga  penunjang  , antara  lain  :

Bagian  Administrasi  dan  ketatausahaaan  . ( TU)

1. Koperasi  Pondok  Pesantren. (KOPONTREN )

2. Badan  Usaha  Non Koperasi  (BUNK ) dikelolah dalam bentuk kemitraan oleh donatur      penyandang dana yang terhormat Bpk. HM. Nur sekeluarga

3. Bagian  Pengadaan  dan Pemeliharaan  Sarana dan  Prasarana  fisik (P2SF )

4. Bagian  Pemeliharaan  dan  Perluasan Tanah  Waqaf   ( BP2TW ).


Ditulis oleh Toiriyah Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.

Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag 

PP Mambaul Ulum Bata-Bata

PP Mambaul Ulum Bata-Bata

SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN MAMBAUL ULUM BATA BATA PAMEKASAN

A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren  Mambaul Ulum Bata Bata

Pondok pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata didirikan oleh RKH .Abd Majid  yang tak lain merupakan putra RKH. Abd Hamid bin RKH Itsbat, Banyuanyar pada tahun 1943 M / 1363 H. Kepemimpinan RKH Abd Majid berlangsung selama 14 tahun terhitung sejak tahun 1943 M hingga 1957 M. Pada masa kepemimpinan beliau pembelajaran di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata bersifat pengajian kitab dengan sistem sorogan. Pada saat itu belum berdiri pendidikan formal dengan jumlah santri mencapai 700 santri. Beliau Wafat pada  tanggal 6 Syawal 1364 H/ 1957 M.

    Setelah wafatnya RKH Abd Majid, Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata mengalami kekosongan kepemimpinan selama dua tahun (1957–1959 M). Hal ini disebabkan karena putra beliau, RKH Abd Qadir masih belajar di Mekah. Sedangkan menantunya, RKH Ahmad Mahfudz Zayyadi (Ayah RKH Abd Hamid, Pengasuh keempat) sudah menetap di Pondok Pesantren Nurul Abror, Alasbuluh, Wongsorejo,  Banyuwangi. Bahkan, kekosongan yang cukup lama ini menyebabkan lokasi pesantren banyak ditumbuhi rumput hingga setinggi lutut. Untuk mengisi kekosongan itu, RKH Abd. Hamid Bakir (Putera RKH Abd Majid, pengasuh PP Banyuanyar) pulang-pergi Banyuanyar-Bata-Bata untuk memberikan pembinaan pada dua pesantren sekaligus.

Tepat pada tahun 1959 M, RKH Abd Qadir pulang dari Mekkah untuk melanjutkan kepemimpinan di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata. Akan tetapi kepemimipinan beliau tidak berlangsung lama karena pada tahun yang sama, tepatnya pada tangga l5 Agustus 1959 beliau berpulang ke rahmatullah. Hal ini menyebabkan kekosongan kepemimpinan yang kedua kalinya bagi Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata.

Kemudian, untuk melanjutkan kepemimpinan  pesantren, keluarga besar pesantren meminta kesediaan RKH. Ahmad Mahfudz Zayyadi yang selama 12 tahun bermukim di Pondok Pesantren Nurul Abror Banyuwangi untuk pulang ke Bata-Bata dan bersedia menjadi pengasuh. Akhirnya, beliau berkenan untuk memimpin Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata. Kepemimpinan RKH. Ahmad Mahfudz Zayyadi berlangsung selama +26 tahun (1959-1986 M). Beliau wafat pada hari Rabu tanggal 12 Ramadlan 1407 H/1986 M. 

Akhirnya sejak 1987 hingga sekarang kepemimpinan Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata dilanjutkan oleh RKH. Abd. Hamid Ahmad Mahfudz Zayyadi. Sebelum menjadi pengasuh, beliau menimba ilmu di Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan selama 7 tahun dan melanjutkan ke Mekkah selama 12 tahun dibawah asuhan para ulama besar diantaranya: Sayyid Muhammad Amin Kuthbi, Sayyid Alawi al-Maliki, Sayyid Muhammad Hasan al-Yamani, Sayyid Hasan al-Masysyath, Syeikh Yasin bin Isa al-Padangi, Syeikh Abdullah al-Lahji dan Syeikh Ismail bin Zain al-Yamani serta Syeikh Abdul Hamid al-Kaf..

B. Lahirnya Lembaga Pendidikan Formal

Selama kepemimpinan RKH. Ahmad Mahfudz Zayyadi, Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata mengalami perkembangan cukup pesat, utamanya dalam pola pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dengan sistem klasikal (kelas). Pada Tahun 1959 M, beliau mendirikan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Namun, pada mulanya pendidikan formal yang didirikan di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata adalah sejenis lembaga pendidikan yang mengkhususkan kegiatan belajar mengajarnya pada pembelajaran diniyah hingga akhirnya dikenal dengan Madrasah B.

Mengingat perkembangan zaman yang semakin maju, para pengelola lembaga yang tercatat sebagai lembaga formal mengusahakan akan formalisasi MI Mambaul Ulum Bata-Bata. Usaha itupun berhasil dengan dikeluarkannya surat edaran keputusan Direktorat Jendral Pendidikan Kelembagaan Agama Islam dan Departemen Agama Republik Indoesia dengan nomor piagam  Madrasah : Lm/3/4047/1978 tertanggal 21 Maret 1978. Maka Madrasah Ibtidaiyah Mambaul Ulum Bata-Bata resmi sebagai salah satu penyelenggara pendidikan formal.

Setelah berdirinya MI Mambaul Ulum Bata-Bata di lingkungan Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, RKH. Ahmad Mahfudz Zayyadi berinisiatif mendirikan lembaga formal sebagai lanjutan jenjang dari MI Mambaul Ulum Bata-Bata, agar siswa lulusan dari jenjang dasar tersebut dapat melanjutkan pendidikan formalnya ke jenjang yang lebih tinggi. Akhirnya pada tahun 1970 Madrasah Tsanawiyah berdiri.

Sejalan dengan perkembangan zaman yang pada awalnya MTs Mambaul Ulum Bata-Bata hanya menyelenggarakan pendidikan diniyah saja, namun pada akhirnya MTs Mambaul Ulum Bata-Bata secara resmi terdaftar sebagai madrasah yang berhak menurut hukum untuk menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran pada tanggal 15 Februari 1985 dengan nomor SK. L.m./3/892/B/1985. Hal tersebut  dibuktikan dengan keluarnya piagam madrasah yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Timur.

Lambat laun, perkembangan yang berarti mulai tampak setelah berdirinya MTs Mambaul Ulum Bata-Bata yang secara hukum telah menjadi lembaga formal. Hal tersebut semakin tampak ketika MTs Mambaul Ulum Bata-Bata mengikuti program jenjang akreditasi dengan mendapatkan status diakui pada tanggal 25 Januari 1995 dengan SK. Nomor: Wm.06.03/PP.03.2/000263/SKP/1995 dan Nomor statistik madrasah (NSM) 21.2.35.28.07.034. 

Sebagaimana aturan baku dalam penyelenggraaan pedidikan formal, jenjang akreditasi harus senantiasa diperbaharui setiap lima tahun sekali, sehingga pada tanggal 14 Januari 1999 MTs Mambaul Ulum Bata-Bata kembali memperoleh piagam akreditasi dengan capaian status yang sama yaitu berstatus diakui dengan SK. Nomor: Wm.06.03.2/115/SKP/1999. Pada tahun 2008 MTs Mambaul Ulum Bata-Bata Panaan Palengaan Pamekasan mengikuti akreditasi madrasah dan berhasil mendapatkan nilai akreditasi A dari BAN (Badan Akreditasi Nasional) dengan SK. Nomor Dp. 008352. Capaian akreditasi dengan peringkat A kembali diraih MTs Mambaul Ulum Bata-Bata pada tahun 2013 dengan nilai 89.

Tidak berhenti disitu, perkembangan pendidikan formal di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata yang dikenal dengan singkatan MUBA ini berlanjut pada jenjang yang lebih tinggi yakni Madrasah Aliyah sebagai jenjang lanjutan bagi siswa yang lulus dari tingkat MTs, sehingga para santri yang selesai mengenyam pedidikan di tingkat menengah pertama dapat melanjutkan pendidikan di tingkat menengah atas. Atas dasar itu pada tahun 1977 MA Mambaul Ulum Bata-Bata resmi berdiri secara formal yang diprakarsai oleh RKH. Abd. Hamid AM, yang merupakan putra sulung dari RKH. Ahmad Mahfud Zayyadi.

Seperti halnya dua lembaga pendidikan formal yang berdiri sebelumnya, kegiatan belajar mengajar di MA Mambaul Ulum Bata-Bata pada awal berdirinya hanya bersifat pembelajaran diniyah (Madrasah B). Namun lambat laun kurikulum pendidikan ini senantiasa dikembangkan dengan memasukkan pelajaran umum di dalamnya.

Pada tanggal 01 Juli 2011 resmi dibuka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mambaul Ulum Bata-Bata dengan 3 spektrum/program keahlian, yaitu Spektrum Tekhnik Otomotif Kendaraan Ringan, Spektrum Tekhnik Otomotif Sepeda Motor dan Spektrum Tekhnik Elektronika  Audio Video. Pemilihan spektrum/program keahlian di SMK Mambaul Ulum Bata-Bata didasarkan pada hasil polling jurusan yang dilakukan pada tanggal 27 Mei 2011 dengan respondent siswa kelas IX MTs Mambaul Ulum Bata-Bata yang berjumlah 720 peserta didik.

Polling yang dilakukan untuk mengetahui peminat siswa lulusan MTs itu sendiri. Pollig itu menghasilkan kesimpulan:  17% memilih Spektrum Tekhnik Otomotif Kendaraan Ringan, 15% memilih Spektrum Tekhnik Otomotif Sepeda Motor dan 13% memilih Spektrum Tekhnik Elektronika Audio Video. Sedang sisanya ada yang memilih Spektrum TKJ (9%), Analisis Kesehatan (11%), Farmasi (10%), Akomodasi Perhotelan (4%) dan Tekhnik Pengelasan ( 5%), Tata Boga/Jasa Boga (8%), dan Tata Busana Batik (8%).

Berdasarkan hasil polling tersebut, pada tahun berikutnya, SMK Mambaul Ulum Bata-Bata membuka spektrum baru dengan program keahlian tata boga serta tata busana khusus putri. Mengingat untuk tahun pertama ini SMK Mambaul Ulum Bata-Bata hanya dikhususkan bagi peserta didik putra dengan batas maksimal penerimaan peserta didik baru 34 peserta didik setiap spektrum dan 1 kelas tiap spektrum.

Selanjutnya, berdasarkan surat tertanggal 13 Februari 2012 yang ditandatanngani oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur pada saat itu, SMK Mambaul Ulum Bata-Bata resmi mendapatkan Surat Ijin Penyeenggaraan Sekolah Swasta dengan Nomor 002/975/103.05/2012 dengan NSS : 322053508026 serta NPSN : 20577698.

Ditulis oleh Bustomi Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.

Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag 

PP Putri Salafiyah Bangil

PP Putri Salafiyah Bangil

 SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN PUTRI SALAFIYAH

PPP  Salafiyah didirikan oleh KH.Abdur rohim rohani pada tahun 1957M. Yang mana sebelumnya beliau sempat sowan kepada habib KH. Wahhab hasbulloh jombang dan KH. Mahrus ali Lirboyo-Kediri guna meminta restu untuk pembangunan pondok pesantren salafiyah ini. Bahkan beliau juga meminta kepada KH. Mahrus ali untuk meletakkan batu pertama di lokasi pembangunan tersebut. 

Adapun yang melatar belakangi berdirinya PPP Salafiyah berawal dari banyaknya permintaan yang datang dari masyarakat untuk dibuatkan naskah pidato yang akan mereka sampaikan dalam beberapa event islami, seperti Maulid Nabi SAW, isro’ mi’roj dan lain sebagainya. Dan dengan senang hati beliau membantu mereka semata-mata Lii’lai kalimatillah.

Dan juga sebelum berdirinya pesantren Salafiyah ini, KH. Abdur rohim meminta restu kepada habib Abu Bakar As-Segaf untuk mendirikan sebuah pondok pesantren dan beliaupun merestuinya. Beliau merupakan salah satu ulama’ arab yang disegani pada waktu itu

Diantara upaya beliau untuk menghidupkan syair ini adalah dengan mengadakan haflah akhirus sanah pada setiap tahun yang bertempat di pondok pesantren salafiyah ini. Beliau mengundang para wali santri dan beberapa para masyayikh dan para pengasuh pondok pesantren baik dari dalam ataupun dari luar kota. Kemudian beliau menyuruh beberapa santrinya untuk membaca kitab, dengan itu para masyayikh meras kagum dan bahagia atas kemahiran mereka karena, ilmu itu jarang dikuasai oleh wanita, terlebih pada zaman ini. 

Inilah diantara hal yang mendorong beliau untuk  merintis pondok  pesantren putrid salafiyah sekarang ini. Pondok pesantren yang nantinya akan diharapkan mampu mencetak generasi muda yang terpelajar serta semangat dalam membaca kitab dan mereka mampu membuat serta menyampaikan materi dakwah di tengah masyarakat.

BIOGRAFI ROMO KH. Abdur Rohim Rohani

Beliau adalah putra pertama dari pasangan Ahmad Rohani  dan Ibu Hj. Rahmah. Beliau lahir sekitar tahun 1931M/ 1334 H didesa Kauman Tengah,Bangil,Pasuruan. Dan wafat pada usia 64 tahun,tepatnya pada tahun 1977M/1397 H.

Dimasa mudanya beliau menimba ilmu di pesantren Siwalan Panji yang saat itu dipegang oleh KH. Chozin. Kemudian melanjutkan perguruan beliau ke PP Tremas,Pacitan pada masa KH. Dimyati. Menurut salah satu ustad di salafiyah, perjuangan beliau untuk menimba ilmu tidaklah mudah,butuh usaha yang keras untuk bisa bertahan dalam rantauan beliau mencari ilmu. Diantaranya adalah beliau memenuhi sendiri semua biaya yang beliau butuhkan dalam mencari ilmu. Dan sebuah kisah yang mengharukan,ketika bekal beliau udah menipis, beliau pergi ke kota malang sebagai penjahit sepatu, mengumpulkan sedikit demi sedikit  hasil cucuran keringat untuk digunakan sebagai bekal beliau dalam menimba ilmu,jika bekal beliau mulai menipis lagi maka beliau akan kembali bekerja lagi dan seterusnya seperti itu. 

Kemudian sepulangnya beliau dari Tremas,beliau menetap di bangil dan berdakwah disana. Kendati beliau sudah terhitung sebagai orang yang alim,beliau tetap menjadi pribadi yang sangat rendah hati. Beliau berjuang dengan penuh kesungguhan dalam meningkatkan kualitas PPP Salafiyah dengan menambah materi pelajaran,terlebih lagi dalam bidang ilmu alat atau tata bahasa arab (Nahwu, Shorrof, dkk).

Tak lama kemudian,tibalah saatnya Alloh memanggil hadrotus syaikh kesisinya. Beliau wafattepatnya pada tanggal 10 Muharrom 1397 H. Meskipun beliau telah berpulang ke rohmatulloh, hal itu tidak menjadikan pesantren ini reddup. Karena disamping riyadhoh yang beliau jalani,ternyata perjuangan dan semangat beliau untuk menghidupkan syiar islam dilanjutkan oleh Ust.Khoiron Husain yang merupakan menantu beliau snediri yakni menantu yang sangat beliau hormati.

BIOGRAFI ROMO KH. CHOIRON HUSEN

Kh.Ust. Choiron Husein lahir dibangil 18 agusdus 1939 M,bertepan pada tahun 1357 H. Sejak masa kanak-kanak beliau senang belajar ilmu agama,membaca sejarah nai,biografi ilama’ dan lain sebagainya. Beliau bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah NU dan pendidikan dasar itu diselesaikan padaa tahun 1954. Kemudia beliau melanjutkan ke pondok Pesangtren Bahrul Ulum Tambak beras, yang mana pondok tersebut merupakan pondok yang senangi oleh ayah beliau pada saaat itu. Dan disanalah beliau belajar bersama Ust. Nur Kholis Musytari( sekarang beliau merupaakan Pembina Bahtsul Masail Salafiyah ). Di tambak beras inilah, Ust. Choiron mulai memacu talenta dan mulai berlomba-lomba dengan teman-temannya untuk mengkaji berbagai ilmu agama,tafsir,fiqih dan hadis.

Merasa kurang dengan ilmu yang beliau miliki, kemudian beliau melanjutkan didaerah Bendo,pare,Kediri,pada masa KH.Chayat. Pada tahun 1959 beliau berkhidmah lagi kepondok  Wahdatul Tulab, lasem yakni asuhan KH. Baidhowi. Dan disana beliau lebih focus untuk berkhidmah bukan pergi mondok dan beliau lebih suka dipanggil ustad daripada kiyai,”saya belum pantas dipanggil kiyai” Kata beliau merendah pada suatu kesempatan wawancara.

Pada hari sabti tanggal 6 september 1968,beliau dinikahkan dengan neng Chilyatun Nisa’,Puteri Kh. Abdur Rohim Ruhani yang merupakan putrid keduanya. Dengan pernikahan ini Ust. Choiron semakin dekat dengan mertuanya dan lebih banyak mencurahkan ide-ide beliau pada sang mertuamengenai pengembangan pesantren. Pada tahun 1971, beliau ditakdirkan oleh Alloh menunaikan haji pertama kalinya, disana beliau juga mengaji pada syekh asal padang yang bernama Syehk Yasin Isa al- Fadabgi.

Bertepatan pada hari selasa 29 Desember 1987,saat beliau berumur 48 tahun, Beliau wafat dan bukan hanya santri seribu dua ratus dan keluarga beliay saja yang menangisi dan memakanmkan beliau tetapi,juga lebih dari seribu pelayat yang ikut berduka cita sedalam-dalamnya. 

Ditulis oleh Firda Fayadanil Khoiroh Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.

Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag 


PP Miftahul Ulum Al-Islamy Kedungdung Modung

PP Miftahul Ulum Al-Islamy Kedungdung Modung

Sejarah Berdirinya Pondok pesantren Miftahu Ulum Al-Islamy Kedungdung Modung Bangkalan

Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Islamy atau yang lebih dikenal dengan sebutan pesantren “congaban” didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1875. Awalnya, luas pesantren secara keseluruhan hanya sekitar 0,5 hektare. Tidak ada pondok ataupun asrama khusus untuk santri karena kebanyakan murid masih dari lingkungan sekitar.

Sistem pengajaran masih sorogan. KH. Ahmad Dahlan memang tidak pernah mengajar dengan cara tulis-menulis di papan. Pesantren kala itu belum mengenal kurikulum baku. Namun cara mengajar KH. Ahmad Dahlan cukup diminati santri-santrinya. Semasa hidupnya, KH. Ahmad Dahlan dikenal sebagai ulama yang gemar berpuasa dan jarang tidur. Bahkan sejak mendirikan pesantren, beliau terus berpuasa setiap hari hingga akhir hayatnya, kecuali pada hari yang dilarang berpuasa. Suami Nyai Hj. Siti Hajar tersebut diperkirakan berpuasa lebih dari 45 tahun lamanya. Karakter lainnya dari KH. Ahmad Dahlan adalah kalem, zuhud, kerap bertirakat dan senang membaca Al-Qur’an.

Beliau pasti khatam membaca Al-Qur’an setiap seminggu sekali. Lebih menarik lagi, menurut cucu beliau KH. Moh. Ilyas Khotib Dahlan (pengasuh saat ini) : setiap hari KH. Ahmad Dahlan biasa bermain laying-layang bahkan hingga malam tiba. Kepemimpinan KH. Ahmad Dahlan di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Islamy Congaban berlangsung dari tahun 1875 hingga tahun 1920. Kiai yang sangat disegani masyarakat itu wafat pada usia 85 tahun.


Hingga tutup usia, KH. Ahmad Dahlan belum sempat membangun asrama santri. Kepemimpinan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Islamy Congaban dilanjutkan oleh putra kedua KH. Ahmad Dahlan yakni KH. Ach. Khotib Dahlan setelah kembali dari studinya di Makkah Al-Mukarromah. Beliau mulai membangun pondok dan asrama santri. Mulanya hanya terdapat 8 bilik asrama yang dibangun dan ada sekitar 60 santri putra yang menempati asrama tersebut. Seiring berjalannya waktu, santri terus berdatangan ke Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Islamy Congaban. Pada tahun 1950, suami dari Nyai Hj. Amnah tersebut mulai melakukan pembenahan dan terobosan.

Diantaranya dengan mendirikan Madrasah Wajib Belajar (MWB) dengan masa belajar 6 tahun dan mendapatkan legalitas SK Menteri Agama. Selanjutnya pada tahun 1967 beliau mendirikan Pendidikan Guru Agama (PGA) dengan masa belajar 4 tahun. PGA kemudian masa belajarnya diubah menjadi 6 tahun pada tahun 1973. Tak lama kemudian PGA diubah menjadi Madrasah Tsanawiyah (MTs) pada tahun 1983 dan baru terakreditasi pada tahun 1994. Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Islamy Congaban kian diminati di bawah kepemimpinan KH. Ach. Khotib Dahlan. Beliau juga telah mendirikan Madrasah Ibtida’iyah. KH. Ach. Khotib Dahlan memimpin pesantren sejak tahun 1920 hingga 1983.

Alumnus Pondok Pesantren Panji Buduran Sidoarjo itu wafat di usia 83 tahun dan dikebumikan di pesarean pesantren. Hingga akhir hayatnya, santri yang menetap di asrama kurang lebih mencapai 100 santri putra. Selanjutnya, pada tahun 1983 Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Islamy Congaban diasuh oleh KH. Moh. Ilyas Khotib Dahlan setelah beliau kembali dari sutdinya di Makkah Al-Mukarromah. Berbekal keikhlasan dan semangat pengetahuan yang dimiliki, KH. Moh. Ilyas Khotib Dahlan menyempurnakan sistem pendidikan dan manajemen di pesantren.. Seiring dengan meningkatnya kemajuan dan tuntutan zaman, KH. Moh. Ilyas Khotib Dahlan memberikan jenjang dalam setiap pendidikan formal dan non-formal. Baik Madrasah Diniyah, TK, hingga SMA.

Pada tahun 1985 KH. Moh. Ilyas Khotib Dahlan mendirikan pondok putrid. Bahkan pada tahun 1999, KH. Moh. Ilyas Khotib Dahlan mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Miftahul Ulum (STIT MU). Inovasi demi inovasi dilakukan di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Islamy Congaban dengan harapan para santri dapat menguasai berbagai bidang keilmuan dan dapat bersaing di era digital sekarang ini. Salah satu yang dilakukan dengan membentuk sebuah badan yang berfungsi mengkoordinasikan semua lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan pesantren serta sebagai penggerak seluruh kegiatan pesantren sesuai dengan keinginan pengasuh dan wali santri. Badan tersebut diberi nama Lembaga Pendidikan Islam Terpadu (LPIT).

Kutipan dari halaman web https://www.laduni.id/post/read/32902/pesantren-miftahul-ulum-al-islamy-bangkalan

Ditulis oleh Hasyim Asy'ari Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.

Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag 

YPI Nurul Jannah Daleman Galis

YPI Nurul Jannah Daleman Galis

Sejarah YPI Nurul Jannah Daleman Galis

Yayasan Ini Berdiri sekitar Tahun 80an yang mana yayasan ini didirikan oleh KH. Syaifuddin. Sebelum KH. Syaifuddin Mendirikan YPI Nurul jannah Beliau adalah seorang Petapa dari Kediri, Beliau bertapa di makam Sunan Malaka, Beliau ditemukan oleh dua anak gadis Desa yang tengah mencari rumput. Lalu salah seorang anak itu melaporkan pada ayahnya yang mana ayahnya adalah juru kunci dari makam tersebut. Lalu juru kunci itu menyuruh gadis itu mengirim makanan pada KH. Syaifuddin setiap hari. Pada masa itu masyarakat Sunan Malaka hanya tau caranya sholat, tapi belum tau cara menutup aurat dan memakai jilbab. Sewaktu Kedua Gadis tadi mengantarkan Makanan kepada KH. Syaifuddin, sebelum mereka pulang KH. Syaifuddin selalu mengajarkan mereka mengaji dan cara menutup aurat (berjilbab). Setelah beberapa tahun KH. Syaifuddin pulang dari pertapaannya, juru kunci Makam tersebut melarangnya untuk kembali ke Kediri tetapi memintanya untuk tinggal di desanya agar Beliau bisa mengajarkan agama kepada orang-orang desanya. Lambat laun KH. Syaifuddin memiliki banyak santri yang belajar mengaji kepadanya, Beliau mendirikan sebuah Madrasah (Nurul Jannah) yang dibantu oleh warga Desa.

Setelah lama kelamaan Madrasah itu berdiri dan santrinya semakin banyak, KH. Syaifuddin mendirikan sebuah pondok kecil yang diberi Nama Pondok Pesantren Sunan Malaka. Setelah KH. Syaifuddin berhasil mendirikan Madrasah dan Pondok pesantren Beliau menikahi salah satu santrinya yang bernama siti Anna, dia adalah salahsatu gadis yang selalu mengirim makanan untuknya saat bertapa dulu yakni anak dari juru kunci Makam Sunan Malaka. Setelah beberapa tahun pernikahannya, Beliau dikaruniai 4 ornag anak.( 2 anak perempuan dan 2 anak laki-laki).  Setelah beberapa tahun KH. Syaifuddin mengidap penyakit Kencing Manis dan menyerahkan kepengurusan madrasah dan pesantrenya kepada salah seorang muritnya yang mana muritnya bisa dibilang lebih sepuh dari Beliau, ia juga dijadikan sebagai Kaki tangan Beliau.

Sebelum KH. Syaifuddin Wafat, Beliau berwasiat kepada Santrinya tersebut untuk mengambil alih kepengurusan Madrasahnya, tetapi ia meminta agar anaknya saja yang mengurusnya dikarnakan ia sudah sepuh dan takut tidak bisa mengusrus madrasahnya, lalu KH.Syaifuddin menyerahkan Madrasahnya kepada H. Khodari selaku anak dari santrinya, Yang Hingga Saat ini Yayasan Nurul jannah itu di Asuh oleh H .Khodari dan sudah menjadi Yayasan Pendidikan Islam Nurul Jannah yang mana disana tidak hanaya ada madrasah melainkan sudah ada TPA, MID, MTS, dan SMK. Sedangkan pondok pesantrennya diteruskan oleh anak Perempuan KH. Syaifuddin yaitu Anis Faria Ulfa.

Ditulis oleh Arofah Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.

Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag 


PP Al-Ibrohimy Galis Bangkaan

PP Al-Ibrohimy Galis Bangkaan

Sejarah Pondok Pesantren Al-Ibrohimy Galis Bangkalan

Pondok Pesantren Al-Ibrohimy Galis terletak ditengah kota galis kabupaten bangkalan yang awalnya di kota ini berdiri sebuah lembaga pendidikan keagamaan yang hanya berupa langgar dan pada tahun selanjutnya berkembang menjadi masjid yang diasuh oleh KH. Ibrohim Baijuri. Sesuai dengan permintaan masyarakat dan perkembangan zaman, maka pada tahun 1946 didirikan sebuah lembaga pendidikan madrasah diniyah yang bernama “MIFTAHUL ULUM” yang di prakarsai oleh penerus tongkat estafet kepemimpinan KH. IBROHIM BAIJURI yaitu cucunya yang bernama KH. BAHRI ASYIQ dengan KH. MUKMIN HANAFI atas pemikiran dari pengurus maka pada tahun berikutnya mendirikan yayasan yang bernama “YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL-IBROHIMY” yang diketuai KH. BAHRI ASYIQ. 

Yayasan ini yang menjadi tulang punggung lembaga pendidikan islam di kota Galis ini kemudian pengurus yayasan berusaha dengan semaksimal mungkin agar keberadaan lembaga pendidikan islam ini berlangsung untuk mendirikan PONDOK PESANTREN sebagai asrama santri Madrasah ibtidaiyah “AL-Ibrohimy” pada tahun yang sama didirikan pula Madrasah Tsanawiyah “Al-Ibrohimy” yang berinduk pada MTSN Bangkalan, dengan alasan banyaknya lulusan madrasah tsanawiyah yang tidak mampu melanjutkan pada sekolah menengah atas negeri yang letaknya ada di kota bangkalan, maka pengurus yayasan mendirikan jenjang pendidikan kelanjutan dari madrasah tsanawiyah yaitu Madrasah Aaliyah “Aa-Ibrohimy” tepatnya pada tahun 1987 dan pada tahun 2000 pengurus yayasan berusaha untuk mendirikan sebuah Taman Kana-Kanak “Al-Ibrohimy” yang bernaung pada departemen pendidikan dan kebudayaan dan pada tahun 2005 pengurus yayasan pendidikan islam Al-Ibrohimy mendirikan sebuah pendidikan tinggi yaitu  Sekolah tinggi ilmu tarbiyah “al-ibrohimy” (STITAL), program sastra (S-1) jurusan tarbiyah program studi agama islam yang kemudian diakui pada tahun akademik 2007/2008 dengan SK Dirjen Pendidikan Agama Islam Depag RI No. Dj. I/495/2007.

Dan setelah wafatnya KH. BAHRI ASYIQ di gantilah pengasuh yang baru yaitu Ny. HJ.Maryamah dan beliau merupakan putri ke 9 diantara 10 bersaudara dari Alm. KH. Bahri Asyiq yang mana beliau adalah pendiri YPI Al-Ibrohimy yang meliputi pondok pesantren, Darul Aytam (Panti asuhan anak yatim), dan madrasah-madrasah, serta kapotren (toserba). Sepeninggalan Almarhum KH. Bahri Asyiq, Ny.Hj Mryamah lah yang meneruskan tanggung jawab atas apa yang almarhum tinggalkan. Mulai dari menjadi pengasuh pondok pesantren putri sekaligus mengurus darul aytam Al-Ibrohimy. Meneruskan pengelolaan toserba yang merupakan koperasi pesantren sehingga dalam perkembangannya hingga saat ini semakin mengalami perkembangan dan kemajuan. dalam pengelolaannya pun beliau turun tangan sendiri untuk menghandle segala yang ada didalamnya tanpa kenal lelah dengan dibantu oleh santri yang mengabdi. Sedangkan hasil yang diperoleh adalah untuk kepentingan seluruh anak yatim yang berada dalam asuhannya. Mulai dari keperluan sahari-hari (makanan, uang saku, peralatan mandi, sholat,seragam, dsb), kebutuhan akan tempat tinggal dan kelengkapannya (seperti air,listrik). 

Dalam menjalani tanggung jawabnya beliau merupakan sosok wanita yang sangat penyabar, dermawan, dan sederhana dan patut menjadi tokoh tauladan bagi para santri-santrinya. Wanita pekerja keras dan hati-hati dalam menjaga amanat. Beliau selalu berpesan kepada kita agar selalu beribadah dengan ikhlas, jika kita berlaku baik pada orang lain maka pun akan diperlakukan demikian, segala amal ibadah yang kita lakukan maka yang akan mendapat manfaatnya adalah kita sendiri.

Pada sekitar tahun 1800 seorang ulama dari desa taman kabupaten sampang hijrah ke desa galis kabupaten bangkalan, beliau adalah KH. Ibrohim Bajuri. Kondisi masyarakat desa galis pada awal perpindahannya sangat menghawatirkan, desa galis dan sekitarnya dikenal sebagai sarang perjudian, perampokan dan perilaku negativ lainnya. Sebagai seorang tokoh yang berpegang teguh pada prinsip “amar ma’ruf nahi munkar” beliau berusaha untuk menyadarkan prilaku masyarakat yang menyimpang.

Sejak kehadiran beliau di tengah-tengah masyarakat galis, lambat laun pola kehidupan masyarakat berubah semakin baik, kebiasaan prilaku negative semakin terkikis.

Awal mula kegiatan dakwah KH. Ibrohim Bajuri dipusatkan di sebuah bangunan sederhana (langgar kecil) yang diikuti oleh beberapa santri setempat. Dakwah yang beliau jalankan kerap kali mendapat penolakan dari beberapa kalangan dan bahkan mendapat perlawanan, beliau tidak patah semangat dan sedikit demi sedikit menerima ajaran yang beliau ajarkan. 

Setelah pelaksanaan dakwah beliau di terima oleh banyak orang, santri yang ingin mengaji pada beliau semakin banyak berdatangan. Melihat jumlah santri yang semakin banyak berdatangan, kemudian beliau mendapat tanah waqof dari masyarakat setempat untuk memperluas bangunan yang sederhana itu.

Sejak tahun 2014 hingga sekarang, pondok pesantren Al-ibrohimy diasuh oleh KH. Mas’udi Rifa’i S,Ag, beliau pengasuh yang ke empat dalam periode kepemimpinan ponpes Al-Ibrohimy. Untuk saat ini beliau sepenuhnya fokus mengasuh atau memimpin Al-Ibrohimy.

Dan setelah beliau wafat di gantilah pengasuh pondok pesantren Al-ibrohimy yang sekarang ialah Ny.Sulhan Agustiana beliau juga berprofesi sebagai guru di MA dan MTS dan beliau dikenal sebagai guru yang tegas,berwibawa dan bijaksana.

Ditulis oleh Musarrofah Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.

Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag 



Kamis, 08 Juli 2021

PP Al-Ibrohimy Galis

PP Al-Ibrohimy Galis

Sejarah Singkat PP Al-Ibrohimy Galis

Pondok pesantren Al-Ibrohimy Galis adalah sebuah lembaga pendidikan  islam yang berada di sebuah desa Galis yang  terletak di kecamatan Galis yang berada pinggir selatan Masjid Jamik Al-Ibrohimy Galis pendiri pesantren pertama kali adalah Kyai Ibrohimy Baijury pada saat itu desa galis termasuk orang-orang yang awam tidak begitu mengenal agama, banyak orang yang minum-minuman hingga mabuk dan main sabung ayam namun tak lama kemudian mereka insyaf atas bimbingan dari kyai Ibrohimy Baijury demikianlah sekilas sejarah perjalanan Kyai Ibrohimy di galis sehingga nama beliau sekarang di ambil untuk dijadikan nama Yayasan Pendidikan Islam Al-Ibrohimy Galis. 

Awalnya di desa galis berdiri sebuah lembaga pendidikan keagamaan yang hanya berbentuk Langgar dan kemudian berkembang menjadi masjid yang diasuh langsung oleh KH. Ibrohim Baijuri. Sesuai dengan permintaan masyarakat dan dengan berkembangnya  zaman, maka pada tahun 1946 didirikanlah  sebuah lembaga pendidikan madrasah diniyah yaitu “MIFTAHUL ULUM” yang di prakarsai oleh penerus tongkat estafet kepemimpinan KH. IBROHIM BAIJURI yaitu cucunya yang bernama KH. BAHRI ASYIQ dengan KH. MUKMIN HANAFI atas pemikiran dari pengurus maka pada tahun selanjutnya juga mendirikan yayasan yang di  beri nama “YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL-IBROHIMY’ yang diketuai KH. BAHRI ASYIQ. Yang mana KH. BAHRI ASYIQ lahir di bangkalan tahun 1922 dan wafat di bangkalan 05 september tahun 2012 M (18 Syawal 1433H). Yayasan  yang sudah menjadi tulang punggung lembaga pendidikan islam di desa Galis ini yang kemudian pengurus yayasan berusaha semaksimal mungkin agar keberadaan lembaga pendidikan islam ini berlangsung dengan baik, sehingga  yayasan berusaha  mendirikan PONDOK PESANTREN sebagai asrama santri Madrasah Diniyah Miftahul Ulum di formalkan pada tahun 1984  menjadi Madrasah Ibtidaiyah yang berada dibawah naungan Departemen Agama yang kemudian dirubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah “Al-Ibrohimy” pada tahun yang sama juga didirikan Madrasah Tsanawiyah “Al-Ibrohimy” yang berinduk pada MTsN Bangkalan, Dengan alasan banyaknya lulusan Madrasah Tsanawiyah yang tidak mampu melanjutkan pada Sekolah Menengah Atas Negeri yang berada di kota Bangkalan, sehingga  pengurus yayasan mendirikan  pendidikan kejenjang selanjutnya  dari Madrasah Tsanawiyah yaitu Madrasah Aliyah “Al-Ibrohimy” pada tahun 1987 dan pada tahun 2000 pengurus yayasan berusaha mendirikan sebuah Taman Kanak-Kanak “Al-Ibrohimy” yang juga  bernaung pada Departemen pendidikan dan kebudayaan. kemudian pada tahun 2005 Pengurus Yayasan Pendidikan Islam Al-Ibrohimy mendirikan sebuah pendidikan tinggi yaitu “ Sekolah tinggi ilmu tarbiyah “al-Ibrohimy” Bangkalan  yang pada saat ini masih tetap eksis dan semakin berkembang. 

Ponpes al-ibrohimy semakin  berkembang pesat berkat kerja sama semua pihak terutama dari keluarga besar garis keturunan KH. Ibrohim Bjuri selalu bersati demi kemajuan ponpes al-ibrohimy. Untuk saat ini darul aytam sekaligus ponpes putri II  di asuh oleh Ny.Hj maryamah merupakan putri ke 9 dari 10 bersaudara dari alm. KH. Bahri Asyiq,  sepeninggalan alm. KH.Bahri Asyiq, Ny. HJ. Maryamah lah yang meneruskan tanggung jawab atas apa yang alm. tinggalkan. mulai dari menjadi pengasuh ponpes putri sekaligus mengurus darul aytam al-ibrohimy. Meneruskan pengelolahan toserba yang merupaka koperasi pesantren sehingga dalam  pengelolahannya pun beliau turun tangan sendiri untuk menghandle segala yang ada di dalamnya tanpa kenal lelah beliau di bantu oleh santri yang mengabdi. Sedangkah hasil yang di peroleh adalah untuk kepentingan seluruh anak yatim yang berada dalam asuhannya. Mulai dari keperluan sehari hari ( makanan, uang saku, peralatan mandi, sholat, seragam, dan sebagainya), kebutuhan akan tempat tinggal dan kelengkapannya ( seperti air listrik).  beliau merupakan sosok wanita yang sangat penyabar, dermawan, dan sederhana yang  patut menjadi tokoh tauladan bagi para santri santrinya. Beliau juaga termasuk  Wanita pekerja keras dan sangat berhati-hati dalam menjaga  amanah, tidak kenal lelah, dan tulus dalam menjalankan tanggung jawabnya. Beliau selalu berpesan kepada santri-santrinya agar selalu beribadah dengan ikhlas, beliau berkata( adhebu) "jika kita berlaku baik pada orang lain maka kita pun akan di perlakukan demikian, segala amal ibadah yang kita lakukan maka yang akan mendapat manfaatnya adalah kita sendir"i. begitulah sedikit coretan tinta dalam nengulas sejarah al-ibrohimy. 

Ditulis oleh Sulaiha Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.

Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag 

MD Nurul Furqon Galis

MD Nurul Furqon Galis

Catatan


Ditulis oleh Hilma Auliya Ivada Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.


Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag 

MA Darus Salam Pakong

MA Darus Salam Pakong

PROFIL MA DARUSSALAM 

Sejarah Berdirinya MA Darussalam 

Menurut Kepala Madrasah, MA Darussalam didirikan oleh KH. Sholeh Shinwan, BA yang pada saat itu beliau menjabat sebagai ketua Yayasan Pendidikan Islam ”Darussalam”. Pendirian Madrasah Aliyah tersebut bukan hanya keinginan beliu semata melainkan berdasarkan berbagai masukan dan dukungan terutama dukungan dari KH. Musthofa Nawawi, KH. Zubair Nawawi, KH. Ahmad Halwani, dan KH. Abdulloh Halwani yang mana beliau-beliau tersebut menjabat sebagai penasehat yayasan.  

Ada beberapa alasan yang dikemukakan oleh pendiri atas didirikannya MA Darussalam di antaranya: 

Masukan dari wali murid MTs. Darussalam dan masyarakat sekitarnya yang menginginkan putra putrinya melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. 

Untuk menanmpung lulusan MTs. Darussalam yang dari tahun ketahun jumlahnya semakin meningkat. 

Untuk meningkatkan pendidikan masyarakat Pakong karena pada saat itu Yayasan Pendidikan Islam Darussalam merupakan satu-satunya yayasan yang menyediakan pendidikan formal di desa Pakong. 

100 

Meningkatkan SDM masyarakat Pakong untuk menghadapi masa depan yang serba modern. 

Untuk memberi pelayanan pendidikan yang lebih baik dan sesuai dengan harapan masyarakat.  

Atas dasar alasan, masukan, dan dukungan itulah MA Darussalam didirikan pada tahun 1996 dengan memperoleh piagam pendirian dari 

Departemen Agama Propinsi Jawa Timur Nomor: 

Wm.06.04/PP.03.2/3372/SKP/1998 dengan status terdaftar serta diberikan Nomor Statistik Madrasah (NSM) 1312352600006 Sejak berdiri sampai sekarang, Madrasah Aliyah Darussalam telah mengalami 4 kali pergantian kepemimpinan,  

yaitu : 

Sulahak, S.Ag (1996-2001) 

Marnawi, S.Ag (2001-2004) 

M. Timbang, S.Pd.I (2004-2007) 

Nurussalam, M.Pd.I (2007 – Sekarang) 

Madrasah Aliyah Darussalam terletak di desa Pakong Kecamatan Modung Kabupaten Bangkalan, jarak madrasah  kepusat kecamatan + 16 Km sedangkan jarak kepusat Kabupaten + 18 Km. Letak MA Darussalam di sebelah barat berbatasan dengan Pondok Pesantren ”Darussholah

Annawawiyah” yang diasuh oleh KH. Zubair Nawawi dan KH. Sholeh Shinwan, di sebelah Utara berbatasan dengan Pondok Pesantren yang diasuh oleh KH. Musthofa Nawawi, sedangkan di sebelah timur dan selatan berbatasan dengan pemukiman masyarakat. 

Adapun lingkungan Madrasah Aliyah Darussalam merupakan 

lingkungan pesantren sehingga sebagian besar siswanya terdiri dari santri yang berasal dari sejumlah pesantren yang ada di desa Pakong dan sekitarnya, dengan demikian suasanapun terlihat islami, ini dibuktikan dengan pengelolaan madrasah yang mana Kegiatan Belajar Mengajar 

(KBM) dilaksanakan terpisah antara siswa putra dan putri. 


Identitas Madrasah 

Identitas Madrasah aliyah ”Darussalam” PakongModung

Bangkalan Tahun Pelajaran 2010-2011.2 

1. Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Darussalam 

2. Alamat Madrasah : Jl. Hidayat 415 Pakong

3. Telp : (031) 3080251/087851440547 

4. Kecamatan : Modung

5. Kabupaten : Bangkalan 

6. Propinsi : Jawa timur 

7. Status/Akreditasi : Dalam proses 

8. NSM  : 1312352600006 

9. NPSN  : 20531528 

10. Waktu KBM  : Pagi 

11. Penyelenggara : Yayasan Pendidikan Islam Darussalam 

12. Pendiri : KH. Sholeh Shinwan, BA 

13. Kepala Madrasah : Nurussalam, M.Pd.I

14. Wakamad

: Achmad Djoenaidi, SE 

2 Dokumentasi Profil Madrasah, Modung, 16 Mei 

2011. 


Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Madrasah 

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran.  

Visi MA Darussalam 

Mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas di bidang IPTEK dan IMTAQ dengan disertai Akhlaqul Karimah. 

Misi MA Darussalam 

Menyelenggarakan Pendidikan yang berorientasi pada mutu dengan bersendikan ajaran Islam. 

Selalu mengadakan evaluasi dan inovasi terhadap Proses 

Belajar Mengajar 

Melaksanakan kegiatan intra dan ekstra kurikuler. 

Menciptakan lingkungan Madrasah yang islami, bersih, rapi, indah, aman, dan nyaman. 

Menciptakan Madarasah sebagai sentral pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memaksimalkan pengamalan terhadap ilmu agama. 

Tujuan MA Darussalam 

Memberikan bekal berupa kemampuan, pengetahuan dan 

keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa. 

Memberikan bekal pengetahuan agama dan umum yang sesuai dengan tingkat perkembangannya untuk mewujudkan tingkah laku yang baik. 

Memberikan bekal dan persiapan kepada siswa untuk 

melanjutkan ke perguruan tinggi. 


Sasaran MA Darussalam 

1. Menjadikan MA Darussalam sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas, mampu menyelenggarakan proses pendidikan secara profesional, dan menyiapkan peserta didik untuk meraih kelulusan yang memiliki kesiapan baik untuk memasuki jenjang pendidikan tinggi, maupun jalur karier lain dan bekerja mandiri. 

2. Menjadikan MA Darussalam sebagai lembaga pendidikan yang mampu mendemonstrasikan proses pembelajaran yang komprehensif dan memfokuskan kegiatannya pada upaya memfasilitasi proses belajar siswa yang aktif, dinamis, mandiri, dan inovatif. 

Menjadikan MA Darussalam sebagai lembaga pendidikan yang dikelola secara profesional dan mampu memperansertakan potensi masyarakat secara fungsional, proporsional dan integratif demi optimalisasi pembinaan dan pengembangan lembaga pendidikan yang berkualitas 


Struktur Kepegawaian MA Darussalam 

Kepala Madrasah adalah salah satu guru yang mendapat amanat dari ketua yayasan untuk memimpin sekaligus mengatur jalannya proses belajar mengajar di MA Darussalam, namun demi kelancaran tugas tersebut dalam kepemimpinannya kepala Madrasah dibantu oleh beberapa wakil dan karyawan hal ini dapat dilihat pada struktur berikut ini: 

Keadaan Tenaga Pengajar (Guru) 

Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat dominan dalam menentukan mutu pendidikan di suatu lembaga, Karena guru sebagai centereducatin dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dengan kata lain salah faktor untuk meningkatkan kualitas pendidikan haruslah didukung oleh tenaga pengajar yang memadai dan professional di badangnya. Data guru MA Darussalam dapat dilihat pada tabel di bawah ini:   

Keadaan Siswa MA Darussalam 

Keberadaan siswa di MA Darussalam Desa Pakong Kecamatan ModungKabuten Bangkalan dari tahun ketahun selalu mengalami peningkatan hal ini terlihat dari grafik penerimaan siswa baru yang terdapat di kantor, namun pada skripsi ini peneliti akan memaparkan keadaan siswa pada tahun pembelajaran 2010-2011 yang mana jumlah siswanya sebanyak 416 siswa yang terdiri dari 250 siswa dan 166 siswi yang dibagi menjadi 13 rombel.   Adapun data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: 

Sarana dan Prasarana 

Sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang Kegiatan 

Belajar Mengajar (KBM) di MA Darussalam PakongModung Bangkalan telah cukup memadai walupun belum sempurna.  Adapun keadaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: 

PP Sidogiri Pasuruan

PP Sidogiri Pasuruan

A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Sidogiri

Konon mbah sayyid sulaiman di beri segenggam tanah oleh sunan giri dan di perintah untuk mencari tanah yang sama persis dengan tanah yang berada di genggamannya, tanpa fikir panjang sayyid  sulaiman langsung menjalankan tugasnya dan menjelajahi daera-daerah untuk mencari tanah tersebut, dan sampailah beliau pada  hutan belantara yang mana tanah di hutan itu sama persis dengan tanah yang di maksud oleh sunan giri, langsung saja sayyid sulaiman membabat tanah tersebut, dan dalam pembabatan itu terjadi pertarungan dahsyat antara beliau dengan penghuni-penghuni hutan tersebut (makhluk halus)hingga 40 hari lamanya, yang pada akhirnya sayyid sulaiman lah yang memenangkan pertarungan itu, dan setelah usainya pertarungan beliau di temani oleh seorang santrinya yaitu aminullah asal bawean untuk mendirikan pesantren yang mana pada akhirnya di kenal sebagai "SIDOGIRI" (sayyidul-qura/ratunya desa).

Terdapat dua versi tentang tahun berdirinya pondok sidogiri yaitu 1718 atau 1745. dan dalam suatu catatan yg di tulis dalam panca warga tahun 1963 di sebutkan bahwa sidogiri di dirikan tahun 1718 yang mana catatan itu di tanda tangani oleh almagfurlahum KH.noer hasan nawawie, KH.cholil nawawie, KA sa'doellah nawawie pada 29 oktober 1963.

Dalam surat lain tahun 1971 yang di tanda tangani oleh KA.sa'doellah nawawie bahwa tahun tersebut (1971) merupakan hari ulang tahun sidogiri yang ke-226.dan dari sini di simpulkna bahwa pondok pesantren sidogiri didirikan pada tahun 1745.dan dalam versi terakhir inilah yang di jadikan patokan hari ulang tahun/ iktibar pondok pesantren sidogiri setiap akhir tahun pelajaran.

Kemudian Pada pertengahan abad ke-18 M . Kepengasuhan di pangku oleh kiai aminullah beliau adalah santri pertama sekaligus menantu mbah sayyid sulaiman.

Awal abad ke-20 S.D 1947 M. KH.abd.djalil bin fadhil menantu kedua KH.nawawie menjadi pengasuh hingga syahid di tangan penjajah belanda Yang konon katanya KH.abd.djalil ini salah satu orang yang tdak mempan dgn pluru-pluru belanda, Hingga pada tembakan ke tujuh yg di tembakkan ke mulut beliau maka "INNALILLAHI WA INNAILAIHI ROJIUN" syahid lah  beliau di tangan belanda.

14 SHAFAR 1357 H. KH.abdul djalil bin fadhil mendirikan madrasah yang di beri nama madrasah miftahul ulum (MMU)banat  yang saat ini di bawah kepengasuhan HJ.luluk mukarromah yaitu istri KH. Abdul alim bin abdul djalil .

Sedangkan MMU banat dan Banin hingga detik ini masih tidak menggunakan sistem formal sama sekali seperti SMP dan SMA masih (murni salaf).namun  tidak kalah elitnya dengan pondok modern lainnya, sidogiri juga mengadakan extra kulikuler seperti kursus bahasa asing, pencak silat dan beberapa lainnya(khusus untuk para almutakhorrijat dan santri tingkat aliyah .secara fasilitas sidogiri memiliki gedung perpustakaan, gedung pabrik AMDK santri, kamar mandi kaca dan beberapa fasilitas lainnya. Dan baru-baru ini sidogiri juga  mencetuskan metode quran'ani sidogiri (MQS) yang saat ini sedang menyebar luas ke berbagai wilayah hingga ke yaman. 

B. BIOGRAFI MBAH SAYYID SULAIMAN MOJO AGUNG

Sulaiman adalah putra pertama pasangan sayyid abdurrahman bin umar bassyaiban dan syarifah khadijah, cucu syarif hidayatullah (sunan gunung jati) ayahanda beliau adalah dzurriyah Rasulullah asal hadramaut yaman. Konon di ceritakan bahwa beliau penah nyantri pada raden rahmat (sunan ampel) tetapi riwayat belajar sayyid sulaiman ini masih sangat di asingkan karna terdapat selisih tahun yang terlalu jauh antara sayyid sulaiman dengan sunan ampel. Karna Sunan ampel hidup pada abad 14 M,sedangkan sayyid sulaiman di perkiraan hidup pada abad 17 M. Jadi selisih 3 abad (300 thun) dengan sunan ampel. Jadi kemungkinan besar sayyid sulaiman belajar pada sunan ampel ini tidak pada sunan ampelnya sendiri melainkan pada generasi-generasi Sayyid penerus beliau.

Ditulis oleh Alfiatus Sa'adah Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.

Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag 

PP Al-Bakriyah Lomaer Blega

PP Al-Bakriyah Lomaer Blega

A. Sejarah Berdiri

Pondok pesantren Al-Bakriyah Assalafiyah Assafi'iyah berada di desa lomaer kampung tanjung puro yang bersebelahan dengan perbatasan sebelah timur nyiburan dan panyepen (sampang) dan masih berada dalam lingkup kabupaten sampang.

Berawal dari cita-cita sang kiai yang menginginkan pendidikan agama agar lebih mudah dijangkau oleh masyarakat. adalah KH Ach zayyadi yang merintis dari bawah dari madrasah biasa menuju menjadi sebuah pondok pesantren, KH Ach zayyadi berasal dari desa ombul tambelangan , beliau dari desa ombul pernah singgah ke blega beliau sempat  mengajar disana lalu beliau pindah ke lomaer dan menetap di lomaer . Tepatnya  pada tahun 1954 M beliau membangun madrasah, madrasah ini berjalan meski muridnya berawal dari 10 murid namun lambat laun murid-murid ini bertambah dan bangunan pun sedikit di perluas meski pada saat itu dibangun dari sebuah bangunan bambu ( bidik) dari sini semakin bertambah murid yang ingin mondok di tempat KH Ach zayyadi sebelumnya pondok ini tidak memiliki nama karna dulu kiai zayyadi dijuluki bakri jadi pondoknya pun diberi nama Albakriyah As-salafiyah As-syafi’iyah.Pondok Al-bakriyah ini awalnya terdiri dari santri putra saja karna lebih banyaknya santri laki-laki yang belajar disana, pada saat itu sudah mencapai  70 santri dan murid yang dari luar pun ada beberapa (ada perempuan dan laki-laki).

Pada tahun 1970 hari kamis bulan april KH Ach zayadi wafat dan semua tugas digantikan kepada putra beliau yakni KH fudholi, hanya beberapa tahun kiai fudholi meneruskan perjuangan sang ayahanda, Kiai fudholi wafat. Setelah beliau wafat perjuangan pun di teruskan oleh KH abdul hakam fudholi  yang tak lain adalah putra dari Kh fudholi itu sendiri . KH abdul hakam fudholi meneruskan cita-cita sang kakeknya dengan meneruskan perjuangan beliau dalam mendirikan yayasan pendidikan salafiyah yang mengajarkan Agama islam bermadzhab imam Syafi’i.

Pada saat beliau ( kiai abdul hakam) memiliki putra ( 3 putra)  dan putri (4putri) yang mulai belajar mengaji beliau mendapat permintaan dari putri beliau bagaimana kalau bangunkan saja tempat bagi santri putri (pondok)  lalu beliau membangun sepetak demi sepetak bangunannya begitu pula santri laki-laki maupun santri perempuan mulai berdatangan dari desa tetangga ataupun dari luar kota yang mendapat informasi untuk menempatkan putra-putri nya ke pondok Al bakriyah. Zaman semakin canggih sehingga Albakriyah memberikan pendidikan umum karna diharapkan bagi santri memiliki pendidikan yang seimbang karna zaman sekarang  sudah global tapi tak lepas dari pendidikan agamanya santri di himbau  tidak melalaikan pelajaran kitab-kitabnya.

Pada tahun 1438 H malam senin tanggal 3 rojab  KH abdul hakam fudholi wafat lalu kepengurusan pondok pun diteruskan oleh putranya yang tertua yakni KH Hamim Hakam fudholi . Beliau terus memperluas bangunan pondok maupun bengunan sekolah umumnya beliau menambahkan fasilitas-fasilitas yang sebelumnya belum ada, cita-cita beliau masa mendatang ingin mendirikan sekolah tinggi, agar santri yang ingin melanjut kan pendidikan nya tidak bingung untuk meneruskan dimana ,  jika nanti di Al-bakriyah sudah mewadahi keperguruan tinggi.

B. Biografi Pendiri

Kiai abdul hakam fudholi lahir dilomaer putra dari kiai fufholi dan nyai lathifah beliau pernah mondok di assirojiyah beliau berguru langsung ke kiai busyiri nawawi, kiai abdul hakam fudholi insyaallah hanya 3 tahun dusana tapi karna ke tawddhu'an beliau kepada sang guru beliau mendapat kan kabarokahan dari sang guru.beliau (kiai abdul hakam) menjadi guru yang sangat alim dan disegani oleh masyarakat, beliau wafat pada tanggal malam senin 3 rojab 1438 H 

Ditulis oleh Munawaroh Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.

Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag 


PP Nurul Cholil Demangan Barat Bangkalan

PP Nurul Cholil Demangan Barat Bangkalan

Sejarah Pondok Pesantren Nurul Cholil

Alkisah, jauh sebelum berdirinya Pondok Pesantren Nurul Cholil, seorang keturunan Syaikhona Kholil Bangkalan yakni KH. Imron Kholil pernah melihat ada sinar diatas pekarangan rumah KH. Muntashor Bin Muhammad sholeh - yang notabene adalah menantunya sendiri. Pengalaman itu oleh KH. Imron Kholil lalu disampaikan kepada santrinya, bahwa di lokasi itu nantinya akan berdiri sebuah pesantren besar. Dan salah satu dari keturunannya akan menjadi pengasuhnya. Di atas tanah yang ditunjuk oleh Kyai Imron Kholil tersebut itulah, sekarang berdiri Pondok Pesantren Nurul Cholil. Nama Pondok Pesantren Nurul Cholil sudah tidak asing lagi di Bangkalan. KH. Zubair Bin KH. Muntashor sebagai pengasuh pondok pesantren ini, sekaligus pula menjadi tokoh yang paling disegani di Bangkalan. Pondok Pesantren Nurul Cholil didirikan pada tahun 1957 oleh KH. Muntashor. Pada awalnya, Pondok Pesantren Nurul Cholil hanyalah berupa sebuah musholla kecil berukuran 4x4m2, yang lalu diperluas menjadi 8x12 m2. Bangunan ini lalu dipecah menjadi empat bilik, yang tentu saja kecil-kecil. Saking kecilnya tempat tersebut oleh Ibu Nyai Nadzifah Binti KH. Imron Kholil disebut "Cangkruk" -tempat kecil untuk beristirahat dan berfikir.

Dimulai dengan seorang santri mukim pertama yang bernama syafi'i, Pondok Pesanten Nurul Cholil terus mendapatkan kepercayaan masyarakat. Puluhan bahkan ratusan orang tua menitipkan anaknya untuk dididik di Pondok Pesanten Nurul Cholil. Agar istilah cangkruk tidak dibicarakan orang lagi, saat itu orang sering menyebut Pondok Pesanten Nurul Cholil dengan sebutan Pondok Barat (Pondhuk jubara': Madura). Santri terus bertamabah sampai bilik-bilikpun terus ditambah sampai mencapai 23 bilik.

Pada saat-saat seperti itulah, lalu tiba-tiba semua santri dikejutkan dengan wafatnya Pendiri sekaligus pengasuh pertama Pondok Pesanten Nurul Cholil yakni KH. Muntashor Muhammad. Meskipun berurai air mata duka, seluruh insan pesantren sadar bahwa perjuangan dakwah melalui pesantren harus terus dilanjutakan. Maka pada tahun kejadian tersebut, tahun 1977 kepemimpinan Pondok Pesantren dipangku oleh putra tunggal KH. Muntashor Muhammad yakni KH. Zubair Muntashor dan sampai kini masih tetap memangku pondok pesantren tersebut.

Dibawah kepemimpinan KH. Zubair Muntashor Pondok Pesanten Nurul Cholil terus berbenah. Dengan tetap berpegang pada model salaf yang berciri khas pada pengkajian intensif kitab kuning (klasik), sistem belajar yang dibagi menjadi dua yakni model bagongan (Klasikal) dan sorongan (privat) dengan gaya monologis, dan juga mulai diterapkan gaya dialogis.

Gaya monologis dipandu ole Pengasuh dan Ustadz senior, sedangkan gaya dialogis dipandu oleh para Ustadz dengan kelompok yang lebih terbatas disesuaikan dengan tingkat kemampuan santri. Dengan cara demikian maka diharapakan para sanri bisa membaca dan memahami kitan kuning baik secara tekstual maupun kontekstual. Lebih jauh, karena nantinya akan terjun ke masyarakat, hasil pemahamannya bisa diaktualisasikan di tengah masyarakat.

Namun setingkat ini, Pondok Pesantren Nurul Cholil masih sebatas menampung santri putra. Baru pada tahun 1986 Pondok Pesantren Nurul Cholil mulai mendirikan Pesantren Putri secara khusus. Hal ini sesuai dengan pandangan pengasuh tetntang penting pendidikan agama untuk kaum wanita. Hal demikian juga sejalan dengan antusiasme masyarakat, yang mulai sadar betapa pentingnya ilmu agama. Tidak hanya untuk kaum laki-laki, tetapi juga kaum wanita.

Tahun 1987, adalah tahun penting bagi perjalanan Pondok Pesantren Nurul Cholil selanjutnya. Betapa tidak, sejak tahun itu mulai diterapkan struktur kepengurusan Pondok Pesantren sesuai manajemen organisasi modern. Mengingat jumlah santri yang terus bertambah pembenahan demi pembenahan terus dulakukan. Sarana dan prasarana terus bertamabah , unit demi unit pun bermunculan satu demi satu. Bilik-bilik kecil dimasa lalau sudah banyak berganti dengan gedung-gedung tinggi berlantai tiga atau empat.

Sejak tahun 1998 sampai sekarang, berturut-turut unit organisasi dibawah Pondok Pesantren Nurul Cholil masing-masing memantapkan eksistensnya. Dimulai dengan unti pendidikan formal  yang bernama Madrasah Asrorul Cholil, yang menampung siswa-siswa Tsanawiyah sampai Aliyah seolah semaikn memperkaya Pondok Pesantren Nurul Cholil yang sejak dulu sudah eksis dengan Madrasah Diniyahnya.

Di tambah lagi sekarang ada pendidikan formalnya seperti Mts nurul cholil, MA Nurul holil dan ma’had aly, semuanya itu tiada lain hanya untuk menunjang pendidikan santri, yang ingin melanjutkan pendidikan formalnya agar supaya santri tetap mempunyai bekal ilmu dunia dan akhirat. Dan kelak nantinya ketika sudah lulus para santri siap hidup di tengah-tangah nasyarakat dengan baik.

Ditulis oleh Zainuri Soleh Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.

Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag 

Selasa, 06 Juli 2021

PP Raudlatul Falihin Lombang Dajah Blega

PP Raudlatul Falihin Lombang Dajah Blega

PP Raudlatul Falihin Lombang Dajah Blega

A. SEJARAH BERDIRI

Daerah pedesaan di Kabupaten Bangkalan seakan menjadi basis pesantren. Seperti di Desa Lombang Dajah, Kecamatan Blega, terdapat Pondok Pesantren yang sudah berdiri sejak 1968 silam. Pondok Pesantren yang dikenal dengan nama Pondok Pesantren Raudlatul Falihin itu didirikan oleh KH. Salathin Samsudin.

Alkisah, beberapa tahun silam, KH. Samsudin, yang merupakan ayah kandung Kiai Salathin waktu masih mondok sempat diberi isyaroh oleh gurunya KH Jazuli, Tengginah. Isyaroh bahwasanya suatu saat Kiai Samsudin akan memiliki keturunan yang bisa menerangi masyarakat.

”Ternyata isyaroh itu benar. Tepatnya pada tahun 1968, setelah Kiai Salathin boyong dari pondok pesantren Jatipurwo Surabaya, beliau mendirikan pondok pesantren setelah sebelumnya sempat mengasingkan diri, bahkan sempat dianggap orang gila oleh warga sekitar,” kata Kiai Haji Abdul Karim Salathin, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Falihinkepada Mata Madura.

Awal cerita keluarnya Kiai Salathin dari pengasingannya itu, menurut Kiai Abdul Karim, bermula pada suatu waktu. Adalah Bajuri, salah satu orang kaya di Desa Lombang Dajah yang memiliki banyak hewan ternak, suatu ketika meminta Kiai Salathin untuk membawa pakan ternak yang sudah ada di kandangnya untuk dibawa ke jalan raya. Kemudian diminta membawa kembali pakan itu ke kandang, dengan harapan Kiai Salathin dianggap sudah waras oleh warga sekitar. ”Karena selama ini Kiai Salathin hanya berdiam seorang diri di dalam kamar, dan dianggap orang gila,” tambah Kiai Abdul Karim.

Perlu diketahui, masyarakat Desa Lombang Dajah sebelumnya masih sangat minim pengetahuan tentang agama Islam. Sehingga tidak heran, walaupun di saat bulan puasa (Ramadlan) masih banyak ditemui warga yang tidak puasa, dan merokok di tempat-tempat umum dengan leluasa. Bahkan tepat di lokasi di mana saat ini berdiri masjid dan pondok pesantren Raudlatul Falihin, konon merupakan tempat paling angker dan menyeramkan. Tempat itu juga digunakan sebagai ajang berjudi, adu ayam serta berkumpulnya para perampok kala merayakan pesta pora sambil meminum minuman keras. Tidak heran di sana banyak ditemukan tengkorak kepala sapi yang ditengarai bekas pesta pora dari hasil sapi rampokan. Penemuan itu terjadi pada saat dilakukan pembangunan masjid dan pondok pesantren di tempat tersebut. Kembali pada cerita berdirinya ponpes, setelah Kiai Salathin pulang dari nyantri dan mendirikan mushalla, maka semenjak itulah masyarakat Desa Lombang Dajah sedikit demi sedikit mulai mengenal peradaban Islam. Dan tepat pada tahun 1969 akhir, Kiai Haji Usman Aly Zaki yang merupakan guru Kiai Salathin rawuh atau datang berkunjung ke kediaman Kiai Salathin. ”Saat itulah diresmikan berdirinya pondok pesantren Raudlatul Falihin, yang sebelumnya masih sebatas menggelar pengajian biasa di mushalla, dan santri pun belum mukim. Di waktu peresmian itu pula Kiai Usman meminta untuk langsung dibangun pondok pesantren dan masjid, di atas sepetak lahan,” jelas Kiai Abdul Karim.

Lahan itu milik Haji Abdulloh/Pakuki, salah satu warga kaya raya saat itu. Setelah mengetahui bahwa lahan tersebut milik orang kaya, seperti cerita Kiai Abdul Karim, Kiai Usman langsung menyuruh Kiai Salathin untuk langsung meminta lahan tersebut kepada pemiliknya. Maka berangkatlah sahabat Kiai Salathin, yaitu Haji Abubakar untuk menemui Haji Abdulloh untuk menyampaikan pesan Kiai Usman, yaitu meminta sepetak lahan yang dimilikinya untuk didirikan masjid dan pondok pesantren. ”Ibarat gayung bersambut, Haji Abdulloh mengizinkan sekaligus menyerahkan kepemilikan lahannya kepada Haji Abubakar dan Kiai Salathin,” kata putra kedua dari pasangan Kiai Salathin dan Nyai Suhairoh ini.

Betapa bahagianya Kiai Salathin setelah mengetahui bahwa sang pemilik tanah merestui pembangunan pondok pesantren dan masjid tersebut. Namun bukan berarti masalah telah selesai, dikarenakan saat itu Kiai Salathin yang juga sempat menimba ilmu di pondok Demangan Timur, tidak memiliki biaya pembangunan. Maka secara bersama-sama, sahabat Kiai Salathin bergotong-royong membantu biaya pembangunan pondok pesantren dan masjid. Mereka adalah Haji Abdulloh Surabaya, Abubakar Cirebon, Pak Holbari Cirebon, Pak Makki Jakarta, Pak Baijuri, Haji Zurkalam (anggota dewan), dan Pak Sarijo. Merekalah yang bahu membahu membantu biaya pembangunan masjid serta pondok pesantren Raudlatul Falihin. Tidak hanya kendala biaya, pada saat itu banyak juga ancaman serta isu yang mengganggu.

”Maka para sahabat yang terdiri dari tujuh orang di atas secara bergantian memberikan pendampingan, serta datang langsung mengawal pembangunan sampai pondok dan masjid tersebut berdiri dengan baik, tepatnya pada tahun 1977,” ujar Kiai Abdul Karim.

Tahun 2009 keluarga besar ponpes Raudlatul Falihin berduka. Hal itu dikarenakan, pengasuh sekaligus pendiri pondok pesantren wafat setelah kurang lebih 3 tahun dalam keadaan kurang sehat, dan keluar-masuk rumah sakit. Setelah sepeninggal Kiai Salathin, kepengasuhan pondok pesantren dilanjutkan oleh Kiai Haji Abdul Karim Salathin.

Di bawah kepemimpinan KH Abdul Karim, pondok pesantren terus berkembang dengan pesat. Pesantren ini sekarang telah dilengkapi dengan Lembaga Pendidikan formal dan lembaga-lembaga lainnya. Jumlah santri pun terus bertambah sampai. Saat ini ada sekitar 300 santri yang sedang menimba ilmu di pondok pesantren Raudlatul Falihin.

B. BIOGRAFI PENGASUH

KH. Abd karim salathin, adalah putra KH. Salathin Syamsuddin dan Ibu Hj. Mashitah, lahir Di Bangkalan, 29 September 1971. Beliau menikah dengan Hj. Ummul Fatimah. Dari pernikahannya, beliau telah dikaruniai Lima Anak anak, yaitu: Lailatul fitria ummul karimah A.K,Fairus Salam A.K, Quniasyla Balqis A.K, Ning Aulia Dan Ning Nabila 

Beliau lahir di Bangkalan, 29 September 1971. Ia adalah alumnus Pesantren Raudlatul Muta’alimin (1995 ) dalam masa itu KH Abd Karim Salathin berangkat mondok sangat kekurang ekonomi tapi dengan niat yang tinggi denga uang Rp.25.000.00 beliau berangkat mencari ilmu selama beliau mencari ilmu beluau tidak pernah d kirim oleh orang tuanya sampai akhirnya selam Kurang Lebih 14 tahun Beliau menimbah ilmu kembalilah beliua ke pondok pesantren raudlatul falihin dengan ilmu ynag di terimah selama mondok di Pesantren Raudlatul Muta’alimin jati porwo Surabaya.

Beliau aktif di berbagai organisasi, baik semasa masih di Surabaya  maupun sekembalinya ke Madura . Antara lain sebagai pengurus Jamaah Al Khidmah Bangkalan , Ketua Umum Senasehat Jamaah Al Khidmah Kec Blega  , dan sebagainya. Sekembalinya ke Madura , beliau diamanati sebagai Pengasuh Pondok pesantren Raudlatul Falihin  Congaban Lombang Dajah Kec Blega Kab Bangkalan, Selama Beliau Memjadi Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Falihin Bnyak Dari masyarakat Yang Minitipkan Anaknya di Pon-Pes Raudlatul Falihin Berjalannya waktu KH Abd Karim Salathin Membuka Sekolah pertama Fornal dan di berinama MA Al Jaziyah Dan Mts Al-Jaziyah Nama Tersebut Beliau Ambil Dari Sebuah Makam Keramat Yang berada d Kamp.Congaban Beberapa Tahun Berselang Beliau Mendirikan SMA Dan SMPI Beliau Memberikan Nama Sekolah tersebut dengan nama SMA NURUL USMANI DAN SMPI NURUL QODIRIY Tidak Itu saja KH Abd Karim Salathin Membuka tama kanak-kanak PAUD bernama Nurul AL-Anwar dan TK AL Karim. Sampai saat ini kemajuan sekolah formal saat pesat begitupun dengan bertambahnya santri putra dan putrid dengan jumlah 458 Santri yang berada di nangungan  Pondok Pesabtren Raudlatul Falihin

Ditulis oleh Moh. Anas Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.

Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag 

Senin, 05 Juli 2021

PP As-Shomadiyah Burneh Bangkalan

PP As-Shomadiyah Burneh Bangkalan

A. SEJARAH BERDIRI

Pondok pesantren salafiyah Asshomadiyah didirikan oleh kyai Hj.makki syarbini sekitar abad 18 Masehi. Pesantren di dirikan setelah beliau selesai melakukan pengembaraan menutut ilmu di berbagai daerah di Nusantara, untuk mengamalkan ilmu yang telah di peroleh nya.

Asshomadiyah terletak di desa burneh, kecamatan burneh, kabupaten Bangkalan Jawa timur, komplek Asshomadiyah, jalan lorong temur dahulu adalah persawahan. Namun sejak berdirinya pesantren secara bertahap-tahap daerah persawahan itu menjadi pemukiman yang ramai yang sekarang sudah ada satu persatu rumah yg  di bangun kan dan tokoh-tokoh.

Awal mula kegiatan pengajian.kH Makki syarbini dipusatkan disebuah bangunan yang berbentuk langgar/musholla panggung berbahan Kayu yang berada dihalaman kediaman beliau.Saat ini bangunan itu menjadi masjid Jami.

B. Sistem Pendidikan

Seiring waktu. Santri yang berdatangan menimba ilmu semakin banyak dan beragam latar belakangnya.Kenyataan tersebut mendorong pondok pesantren salafiyah Asshomadiyah beberapa kali melakukan Peru kebijakan yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

Sebagaimana pesantren-pesantren pada zaman pendiriannya, sistem pengajaran awal yang digunakan adalah metode sorongan (santri membaca sendiri materi pelajaran kitab kuning di hadapan guru), serta metode weto. Atau bandingan(Kyai membaca kitab dan santri memberi makna).

Semua santri menerima bentuk pengajaran yang sama tidak ada pembedaan jenjang kelas . kenaikan kelas bagi para santri dinyatakan dengan bergantinya kitab yang khatam(selesai)di telaah.kitab  yang dikajipun khusus berkaitan dengan pengetahuan agama, ilmu syariat dan ilmu (alat) bahasa.

Pembeharuan demi pembaharuan dilakukan, yaitu dengan dimasukkan pelajaran umum ke dalam struktur kurikulum pengajaran.Sampai saat ini, sistem pembelajaran di pondok pesantren Asshomadiyah sudah memadukan antara Sistem klaSik dan modern.

Dan disini juga mempunyai beberapa  pendidikan yaitu : 

PAUD, TK, MTS, MA, SMP, SMA, Tahfidzul Qur’an, dan juga Madin.

Fasilitas

Masjid, asrama santri, kantor, asrama pengasuh, dapur dan ngedung sekolah, lapangan koperasi antri, perpustakaan, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, gudang, kamar mandi/WC, klinik kesehatan.

Ekstrakurikuler

1. Kajian kitab-kitab kuning (kitab salaf)

2. Pembinaan Tahfidz dan Tilawatil Al Qur’an

3. Latihan berpidato dalam tiga bahasa (Indonesia, Inggris dan Arab)

4. Berbahasa Arab dan Inggris sehari-hari

5. Diskusi dan penelitian ilmiah

6. Kepramukaan

7. Pengembangan olahraga

8. Pengembangan seni Beladiri

9. Pengembangan Seni Drumband, Qasidah dan Hadrah

10. Tahfidhul  Qur’an

11.Pengembangan jurnalistik dan publisistik

12.Pengembangan Exacta (Lab Skill), Keterampilan, Wirausaha

Ditulis oleh Kamilah Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.

Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag

MI Darul Ulum Geger Bangkalan

MI Darul Ulum Geger Bangkalan

Sejarah Singkat Berdirinya Yayasan Pendidikan Islam MI Darul Ulum

Berdirinya YPI Darul Ulum berawal dari inisiatif para tokoh masyarakat Dusun barat gunung desa geger, kec geger, kab bangkalan. Pendirinya sendiri bernama bapak kyai Makla lahir 1962 di dusun barat gunung geger bangkalan. Sedangkan madrasah ini sendiri berdiri pada tahun 1980-an. Masyarakat sangat antusias untuk mendirikan sebuah madrasah (Madin) di sekitar masjid Baitul Makmur. Kemudian berdasarkan rapat koordinasi dari rumah ke rumah diwujudkanlah madrasah diniyah yang proses pembelajarannya sore hari. 

Pada perkembangan berikutnya mereka memandang bahwa banyak anak-anak usia sekolah yang putus sekolah pada saat itu, maka dirasa perlu untuk mendirikan sekolah pagi, yakni Madrasah Ibtidaiyah dengan pertimbangan agar alumninya memliki ijazah Sekolah Dasar guna melanjutkan pendidikan pada jenjang berikutnya. 

Pada akhir tahun 1982 diadakanlah rapat koordinasi antara tokoh masyarakat guna pendirian Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum,yang kemudian bisa berdiri dan beroperasi sejak tahun 1983 hingga sekarang.

Ditulis oleh Moh Rohbini Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.

Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag

PP Tahfidzil Qur'an Al-Asror Bangkalan

PP Tahfidzil Qur'an Al-Asror Bangkalan

 A.  SEJARAH PONDOK PESANTREN TAHFIDZIL QUR’AN AL ASROR

Awal mula berdirinya pondok pesantren tahfidzil quran al asror adalah sejak dapat dari amanah dari KH. Zubair Muntashor ke pada santri yang di sayanginya, karena ke takdiman nya yang bernama KH. Tamhid turmudzi dan nyai Hj . Rohmah untuk mendirikan pondok pesantren cabang dari pondok pesantren nurul cholil bangkalan. Lalu amanah beliau langsung di terima dengan senang hati dan di beri lah tanah kosong oleh masyarakat setempat yang bertempat di jl soekarno hatta No. 32 C Mlajah bangkalan yang sudah ada sejak dulu tahun 2003. Yang awal nya hanya sebuah pondok pesantren kecil dan hanya ada sedikit program pembelajaran di dalam nya namun lambat laun dengan berjalan nya waktu , pondok pesantren tersebut banyak yang menerima dan di senangi oleh masyarakat sehingga banyak orang tua ingin menaruh anak nya , di pondok  tersebut. Lalu pondok pesantren ini trus ingin membangun menjadi pondok yang cukup besar, bukan hanya dalam segi bangunan nya saja akan tetapi,  dalam program pembalajaran di dalam nya sehingga pondok ini bisa di gunakan sebagai tempat mengaji untuk anak - anak di sekitar dan tempat mencari ilmu di pondok pesantren ini.

Pondok pesantren tahfidzil qur’an al asror ialah salah satu pondok yang sukses dalam mencetak santri yang berkualitas dengan menyandang gelar hafidz dan hafidzho qur’an . Dan pondok pesantren ini sudah memiliki beberapa cabang yang pertama ada di al - asror 3 Banjar, galis bangkalan yang saat ini dalam proses pembangunan asrama putra dan yg ke dua dalam proses pembangunan asrama TPQ Pondok pesantren tahfidzil Quran Al asror 4 di perreng. Pondok pesantren al asror 3 yang bertempat di banjar sudah  memiliki sekolah formal seperti SMP meskipun tergolong dalam pondok yang lumayan cepat dalam perkembangan nya akan tetapi tidak mengurangi kualitas pembelajaran yang ada. 

B. BIOGRAFI PENDIRI PONDOK  PESANTREN 

KH. Tamhid turmudzi putra dari pasangan ( alm ) KH. Turmudzi Makmur Dan ( alm ) NYAI Hj toyyibah Yang berasal dari desa nung sereng beliau di lahirkan dinung sereng pekerjaan orang tua beliau ialah sebagai pengajar mengaji dan madrasah sejak dulu di desa nung sereng. Istri Beliau  bernama nyai Hj. Rohmah dan memiliki 2 orang putri yg bernama hj. ghurroh dan neng tanzil dan 1 putra yang bernama lora hasyim 

Ditulis oleh Isabella Zalsabila Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.

Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag 

MD Miftahul Mubtadiin Gubang

MD Miftahul Mubtadiin Gubang

A. Sejarah Berdirinya Madrasah Miftahul Mubtadiin

 gubang adalah sebuah desa yang terpencil,pada masa itu mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, sebagian lagi sebagai pencuri, oleh karena itu terdapat desa yang terkenal dengan bajingan. seiring dengan perkembangan zaman muncullah sosok yang menjadi cikal bakal berdirnya madrasah,beliau adalah (UST.Munakip) seorang yang dermawan yang suka beramal untuk perkembangan agama guna mengembangkan dan melestarikan ajaran Rasulullah SAW, antara lain dengan mengajak penduduk desa untuk mengangkes dari alam kejahiliaan menuju alam keilmiahan, karena tanpa pendidikan akan rusak dan generasi penerus bangsa akan hancur semua.

Kemudian terbentuklah madrasah yang mana inilah yang membuat penduduk desa agar tidak Berlarut-larut dalam kehidupan kegelapan, dengan adanya madrasah ini akan menjadi wadah bagiPenerus mereka.

B. BIOGRFI PENGASUH

Nama Lengkap = UST. Munakip 

Tanggal Lahir = 01-07-1965

Tempat Lahir = Bangkalan

Beliau merupakan pendiri madrasah Miftahul mubtadiin, selain menjadi guru beliau juga Menjadi kuli untuk memenuhi kebutuhan istri dan anaknya.

Ditulis oleh Nur Hayati Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.

Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag

MD Darul Ittihad Campor Geger (Al-Ikhwan)

MD Darul Ittihad Campor Geger (Al-Ikhwan)

A. Cikal bakal darul ittihad ( AL IKHWAN)

Sejalan dengan perkembangan intelektual keagamaan umat manusia, pada umumnya dan merujuk pada sejarah rasulullah di dalam dakwah beliau, dimana masjid merupakan pusat penyebaran dakwah dan segala aktivitas keagamaan dan perintah. Maka timbul pemikiran dari salah seorang sesepuh di daerah campor kampong batu nugguk untuk menyatukan misi beliau, adalah abdul kasim (KH. Zainal Abidin ) yang mendirikan masjid pertama di kampong ini dengan nama “Al – Ikhwan”.

Setelah beliau wafat maka pengurusan ini dilanjutkan oleh putranya yang bernama Sarbidin ( KH. Moh. Anwar). Dari masa ke masa, kecintaan umat islam terhadap masjid ini semakin berkembang, sehingga kepengurusan masjid berat dan tidak mungkin bias di pikul oleh satu orang saja. Maka timbul pemikiran dari KH. Zainal Abidin untuk mengambil menantu seorang yang alim dan mampu membantu dalam segala kebutuhan masjid mulai dari khotib, imam dll. Maka jatuhlah pilihan tersebut kepada seorang yang bernama Sirran(KH. Abdullah) yang berkediaman di pinggiran sungai patemmun

B.Sejarah berdirinya Madrasah darul ittihad 

Melihat situasi pada saat itu dimana kebutuhan pendidikan dasar bagi anak – anak tidak cukup dari masjid saja, maka di butuhkan sebuah sarana lain yang bias mendukung pendidikan anak tersebut, sehingga timbul inisiatif dari tiga serangkai yang berusaha untuk mendirikan pendidikan dasar. Yaitu yang berupa madrasah ibtidaiyah pada tahun 1973, mereka bertiga yaitu 

KH. Rofi’ie (putra KH. Abdullah )

H zahri

KH. Hasan ahmad

Bersama – sama bahu membahu mendirikan madrasah ibtidaiyah pada saat itu juga dengan nama “ Al- Ittihad “ yang berlokasi di pinggir sungai, jauh dari jalan raya. 

Tidak lama dari itu, putra KH. Rofi’ie Abdullah baru menyelesaikan pendidikannya di  pondok al – amien prenduan yaitu KH. Irham Rofi’ie diberi amanah oleh pengasuh pond – pest Al- amien  yaitu KH. Idris jauhari untuk mendirikan pesantren.

Atas dasar amanah dan tekad yang bulat, maka para sesepuh merespown amanah ini dengan positif. Sehingga didirikanlah pesantren dengan nama “ DARUL ITTIHAD” pada tahun 1986 yang di asuh oleh KH. Rofi’e Abdullah dan KH. Irham Rofi’ie  sebagai direkturnya. Sedangkan para sesepuh terdiri dari :

KH. Rofi’e Abdullah

KH. Irham Rofi’ie

KH. Hasan Ahmad.

Dn santri pertamanya adalah Syafi’I, Rosyad, Amir Faishal, Ambari dan Amid Dumman

Mereka inilah santri yang mondok pertama kali. Tidak cukup dan kurang sempurna rasanya kalau haya santri putra saja. Maka, atas dukungan masyarakat campor dan sekitarnya, serta didorong oleh cita – cita yang tinggi untuk mencetak ummahat yang mtafaqqihah fid din, didirikanlah pondok putrid pada tahun 1988. Dengan hanya dua orang santri wati sebagai cikal bakalnya. Mereka  adalah Rohmah dan Nikmah

Pondok putri di asuh oleh Ny. Mukhlishah (istri KH. Irham rofi’ie). 

Pondok pesantren Darul ittihad menganut system pondok modern ( Kholaf) dan program sehari – harinya memakai bahasa arab dan bahasa inggris seperti al-amien dan gontor


 Ditulis oleh Haliturrohman Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy Bangkalan memenuhi tugas UAS Prodi PAI Semester II Mata Kuliah Aswaja dan Studi Pesantren.

Dosen Pengampu : Subaidi, S.Pd, M.Ag

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.